Makassar, Rhoncus Indonesia —
Di Makassar, Sulawesi Selatan, warga yang mengungsi akibat banjir melaporkan rumahnya kerap terendam banjir saat musim hujan.
Banjir yang terjadi di empat kecamatan Makassar, Biringkanaya, Manggala, Tamalanrea, dan Panakkukang menyebabkan 1.969 orang mengungsi.
Salah satu pengungsi Milda di Kecamatan Manggala mengatakan, keluarganya kini mengungsi karena air tinggi.
“Anak-anak juga sakit. Yang diinginkan pemerintah, kalau melihat masyarakat kecil seperti ini, tidak perlu membenahi jalan seperti kanal,” kata Milda, Senin (23/12).
Sementara itu, warga Kecamatan Biringkanaya, M Amir mengatakan, air sudah mencapai leher orang dewasa, tempat pengungsian kosong.
“Air yang masuk selama ini sudah sampai ke leher kami. Ketua RT menyuruh kami ke kantor Kepala Desa Katimbang untuk istirahat,” ujarnya.
Amir berharap airnya segera hilang dan banjir yang terjadi di kompleks Kodam 3, Desa Katimbang, Kecamatan Biringkanaya tidak terulang kembali.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menjanjikan imbalan kepada masyarakat yang bisa memberikan solusi terhadap banjir di empat kabupaten yang terendam air akibat cuaca ekstrem.
Situasi banjir di Makassar menuai kritik keras dari masyarakat terhadap pengelolaan banjir, dimana warga terkena dampak banjir setiap tahunnya. Daerah terdampak banjir adalah Manggala, Biringkanaya, Tamalanrea, dan Panakkukang Pagi.
“Kalau ada yang bisa mengentaskan banjir, kasih tahu saya, nanti saya kasih reward kalau ada yang bisa mengentaskan banjir,” kata Danny, sapaan akrabnya di lokasi banjir, Minggu (22/12).
Danny menjelaskan, Kabupaten Manggala khususnya Perumnas Antang 8 dan 10 setiap tahunnya rawan banjir. Pasalnya, tempatnya berada di atas rumah berpenghuni dan perairan.
“Setiap tahun selalu banjir, karena tempat ini cekungan, kalau hujan pasti banjir,” jelasnya.
(mir/DAL)