Jakarta, CNN Indonesia —
Menyajikan makanan tanpa garam rasanya membosankan dan tidak enak. Tidak mengherankan jika garam menjadi salah satu bumbu terpenting dalam masakan apa pun.
Namun konsumsi garam juga kerap dikaitkan dengan berbagai penyakit, apalagi jika dikonsumsi berlebihan.
Pada dasarnya natrium dalam garam merupakan nutrisi penting bagi kesehatan. Elektrolit ini berperan dalam hidrasi dan fungsi sel.
Setiap orang membutuhkan asupan garam agar sel dapat berfungsi dengan baik. Tubuh sendiri tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi natrium.
Menurut Today, rata-rata batas asupan garam harian orang dewasa adalah 2.300 miligram (mg) atau setara 1 sendok teh per hari.
Lebih dari itu, ancaman kesehatan pun bermunculan. Konsumsi natrium berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, risiko penyakit jantung, stroke, dan penambahan berat badan.
Selain membatasi konsumsinya, memilih garam yang tepat juga dapat membantu tubuh tetap sehat. Garam tertentu dinilai lebih sehat dan dapat meminimalkan risiko penyakit kardiovaskular dibandingkan garam meja biasa. garam laut
Garam laut berasal dari air laut yang menguap atau dari air di danau garam. Garam laut lebih sehat karena lebih sedikit diproses dibandingkan garam beryodium.
Garam laut kasar yang murni dan sederhana mengandung sekitar 1560 mg natrium per sendok teh.
Selain natrium, garam laut juga mengandung kalium, zat besi, dan kalium yang juga berperan penting bagi kesehatan. garam Himalaya
Garam Himalaya memiliki butiran yang lebih besar. Anda tidak membutuhkan banyak garam saat menggunakannya.
Garam Himalaya biasanya mengandung sekitar 2.200 mg sodium per sendok teh.
Selain itu, garam berwarna merah cerah ini juga mengandung lebih banyak kalsium, potasium, magnesium, dan zat besi.3. garam halal
Pada dasarnya halal adalah sejenis garam laut. Namun teksturnya lebih kasar dibandingkan garam beryodium.
Garam halal bisa menjadi alternatif ideal untuk memasak dan membumbui daging.
Garam halal mengandung sekitar 1240 mg natrium per sendok teh (tst/asr)