Jakarta, CNN Indonesia
Gunung Semeru di perbatasan Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mencatat lima kali erupsi sejak Senin pagi (23 Desember) hingga dini hari. Ketinggian letusannya mencapai 500 meter hingga 1 km di atas puncak gunung.
Letusan pertama terjadi pada pukul 01:31 WIB dengan ketinggian kolom erupsi terpantau sekitar 600 m di atas puncak gunung dan tercatat letusan disertai gempa dengan magnitudo maksimum 22 milimeter 129 detik. Antara melaporkan Senin, petugas Observatorium Gunung Semeru Ghufron Alwi di Lumajang.
Letusan kedua terjadi pada pukul 02:47 WIB dengan tinggi kolom letusan sekitar 700 m di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga abu-abu dengan intensitas intens di bagian barat dan barat laut.
Kemudian pada pukul 03:19 WIB Gunung Semeru meletus untuk ketiga kalinya dengan teramati ketinggian gunung berapi tersebut sekitar 800 m di atas puncak atau 4.476 m di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga abu-abu dengan intensitas kuat ke arah barat dan barat laut. Erupsi terekam pada gempa bumi dengan magnitudo maksimum 22 mm dan durasi 129 detik.
Letusan keempat tercatat pada pukul 04:58 WIB dengan ketinggian kolom letusan sekitar 1.000 m atau 1 km di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga abu-abu dengan intensitas intens ke arah utara dan timur laut.
Letusan tersebut tercatat disertai gempa dengan magnitudo maksimum 22 mm dan durasi 115 detik, kata Ghufron.
Letusan tertinggi kelima di Pulau Jawa terjadi pada pukul 07:58 WIB dengan ketinggian berkisar 500 m di atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga abu-abu dengan intensitas intens ke arah utara dan barat laut. Letusan tersebut tercatat berupa gempa berkekuatan maksimum 22 mm dan durasi 124 detik.
Ghufron menjelaskan, Gunung Semeru masih dalam keadaan siaga. Pusat Pengurangan Resiko Bencana Vulkanik dan Geologi (PVMBG) pun memberikan sejumlah rekomendasi: masyarakat dilarang beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga delapan kilometer dari puncak (pusat ledakan). .
Di luar jarak tersebut, warga tidak boleh beraktivitas dalam jarak 500 meter dari bantaran sungai (sungai) sepanjang Jalan Besuk Kobokan karena berisiko terkena penyebaran awan panas dan aliran lahar hingga 13 meter dari puncak.
Masyarakat juga tidak diperbolehkan beraktivitas dalam jarak 3 km dari kawah atau puncak Semeru karena berisiko terlempar batu merah panas, ujarnya.
Selain itu, masyarakat juga harus mewaspadai kemungkinan terjadinya awan panas, lahar, dan hujan es pada sungai/lembah yang berasal dari puncak Gunung Semeru, khususnya di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Sat, serta potensi terjadinya bencana alam. Lava di sungai.
(Grup / tsa)