Jakarta, CNN Indonesia –
Pariwisata di Jawa Barat (Jabar) mendapat reputasi buruk akibat banyaknya kasus pungutan liar (pungli) yang terjadi di banyak destinasi wisata.
Belum lama ini, kasus banding yang terjadi pada Minggu (22/12) viral di media sosial. Acara ini melibatkan joki atau pemandu jalur alternatif di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Korban, warga Tangerang, Banten, mengaku diminta membayar biaya sebesar Rp 850.000 untuk jasa angkutan ke SPBU Tugu dengan menggunakan sepeda motor.
Korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Cisarua dan pelaku divonis proses hukum termasuk sanksi wajib lalu lintas dan teguran keras agar tidak mengulangi perbuatannya.
Peristiwa senyap lainnya kembali terjadi di Kebun Binatang Bandung pada Minggu (29/12). Korban bernama Ryan (30) merupakan sopir bus wisata. Penyidik meminta biaya parkir sebesar Rp 150.000 dan pembelian sekat untuk masuk ke kebun binatang.
“Penyidik memanfaatkan tempat parkir yang ramai itu meminta uang sebesar Rp150 ribu. Mereka mengarahkan saya ke salah satu tempat parkir dekat kebun binatang,” kata Ryan, dilansir Detik.
Beberapa kasus kekerasan di kawasan wisata di Jawa Barat pun sudah viral di media sosial. Hal ini menjadi kekhawatiran luas karena dikhawatirkan berdampak pada pariwisata di Jawa Barat.
Direktur Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Jawa Barat sendiri, Benny Bachtiar mengungkapkan, pemberangkatan tersebut merupakan salah satu keprihatinan bersama Satpol PP kabupaten/kota dan kepolisian saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/ 2025.
Koordinasi terus dilakukan dengan berbagai kalangan, salah satunya meningkatkan pemberontakan di kawasan wisata seperti Puncak, Bogor, untuk mencegah praktik harga ilegal di jalan wisata Jabar sehingga wisatawan bisa menikmati liburan tersebut dengan nyaman, kata Benny. .
“Jawa Barat selalu menjadi magnet wisata seperti di akhir tahun, sehingga harus dijaga dengan baik. Jangan sampai ulah segelintir orang merusak pariwisata Jabar,” imbuhnya.
Irda Jabar Eni Rohyani mengaku sangat menyayangkan sikap sebagian masyarakat yang berperilaku disruptif atau bahkan suka cuek.
Namun pada beberapa kasus, pengobatan bisa segera dilakukan karena adanya laporan masyarakat, kata Eni, seperti dilansir dari situs resmi Pemprov Jabar, jabarprov.go.id.
Ia menegaskan, perilaku oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab harus kita jaga, agar wisatawan dapat menikmati destinasi wisata dengan aman, mudah, dan damai.
“Untuk kasus seperti ini, Gubernur yang merupakan Gubernur Jabar Bey Machmudin meminta Satgas Saber Pungli untuk menjaga jalur wisata, terutama yang minatnya tinggi,” jelasnya (aur/wiw).