JAKARTA, CNN Indonesia —
Pemerintah Provinsi Raja Ampat baru-baru ini meluncurkan eBook bertajuk Etika Perjalanan di Raja Ampat, Papua Barat pada Rabu (16/10).
Buku ini hadir sebagai bagian dari upaya proaktif terhadap berbagai manfaat dan dampak pengembangan sektor pariwisata. Buku ini diterbitkan bekerja sama dengan pemerintah daerah serta mitra pembangunan dan organisasi lingkungan hidup seperti Indonesia Conservancy.
Peluncuran buku tersebut bertepatan dengan pembukaan Festival Pesona Raja Ampat Pj. Bupati Raja Ampat, Anhar Akib Kadar.
E-book ini berisi panduan tentang aturan perilaku yang harus dipatuhi setiap orang selama berada di destinasi wisata populer di Indonesia, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta apa yang harus dipahami, dipatuhi, dipelihara, dan dilestarikan oleh wisatawan dan orang lain. pemangku kepentingan industri.
Aturan yang terdapat di sini meliputi aturan umum perjalanan ke Raja Ampat, termasuk kegiatan wisata mengamati burung, kepiting kelapa, menyelam, dan berlatih snorkeling.
Selain itu, dalam buku tersebut juga terdapat aturan tempat wisata tertentu, seperti lokasi penyelaman Manta Sandy, Laguna Ubur-ubur di Pulau Misol, kawasan puncak dan puncak Pijanemo, air terjun, dan Wayak.
Buku setebal 44 halaman ini berisi tentang etika berwisata Raja Empat, langkah-langkah konservasi yang dilakukan terhadap destinasi wisata untuk menjaga kekayaan dan keindahan alam.
Sekretaris Jenderal Daerah Youssef Saleem, M.Si, aktor akting. Bupati Raja Ampat mengatakan, buku tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi wisatawan, namun juga bagi masyarakat lokal dan pemangku kepentingan yang bekerja di kawasan Raja Ampat.
“Tidak hanya wisatawan saja, masyarakat umum juga bisa mengandalkan buku ini dalam beraktivitas. Tentunya salah satu tujuan buku ini adalah mengajak warga sekitar Raja Ampat dan masyarakat luar untuk turut menjaga alam,” ujarnya. Padahal, sudah menjadi kewajiban kita semua untuk menjaga kelestarian alam, demikian pernyataan yang diperoleh fun-eastern.com.
Menurut Indri Widyastuti, Koordinator Kelompok Aksi Raja Ampat (SATKAR) Suaka Laut Nasional (BKKPN) Kupang, keberadaan buku tersebut dimaksudkan untuk mendorong pariwisata yang bertanggung jawab dan memahami dampak kegiatan pariwisata terhadap masyarakat setempat bisa memperhatikan.