Jakarta, CNN Indonesia —
Badan antikorupsi Korea Selatan, Kantor Investigasi Korupsi (CIO), mengalami kesulitan dengan para pejabat tinggi setelah gagal menangkap Presiden terguling Yoon Suk Yeol pekan lalu.
Yoon dituduh melakukan pengkhianatan dan penyalahgunaan kekuasaan atas pengumuman militer yang dibuat pada 3 Desember. Dalam kasus ini, CIO berupaya menyelidiki tuduhan tersebut.
Namun Yoon tidak selalu setuju dengan seruan CIO. Agensi kemudian meminta pengadilan untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan, dan keputusan ini diterima.
Pekan lalu, CIO menyerang rumah Yoon namun gagal karena rumahnya dihadang oleh pendukung, polisi, dan aparat keamanan presiden (Paspampres).
Mereka kemudian meminta polisi membantu mereka menangkap Yoon. Namun polisi menolak permintaan tersebut dan menuding CIO tidak memiliki dasar hukum yang kuat.
Apa peran CIO yang sepertinya “dikritik” karena mempertahankan Yoon?
CIO memimpin tim investigasi gabungan, termasuk polisi dan Departemen Pertahanan, atas tuduhan pengkhianatan dan penyalahgunaan kekuasaan oleh Yoon dan mereka yang terlibat dalam propaganda militer.
Menurut situs resminya, CIO dibentuk untuk memberantas berbagai kejahatan yang dilakukan oleh pejabat tinggi seperti presiden atau anggota keluarganya.
Mereka menyelidiki tindakan-tindakan seperti penyalahgunaan kekuasaan, penyuapan, pembuatan dokumen publik palsu dan pertukaran dana politik secara ilegal.
Kepala Jaksa CIO Oh Dong Woon juga mengatakan bahwa sebagai otoritas investigasi independen, kantor ini berkomitmen untuk memberantas korupsi di kalangan pejabat tinggi publik.
“Terutama mereka yang terlibat dalam penyalahgunaan kekuasaan dan kejahatan antikorupsi,” kata Oh dalam situs resmi CIO.
Selain itu, disebutkan bahwa CIO menghadapi banyak tantangan namun bertekad untuk menjaga independensi dan imparsialitas politik.
Ia mengatakan CIO terus melakukan investigasi komprehensif untuk mendorong transparansi nasional dan meningkatkan kepercayaan terhadap lembaga publik.
Meskipun CIO bermaksud baik, hak investigasi dan penuntutan lembaga ini terbatas.
CIO tidak mempunyai wewenang untuk mengadili presiden dan harus menyerahkan kasus ke kantor kejaksaan untuk mengambil tindakan, termasuk penuntutan, setelah penyelidikan selesai, lapor Reuters.
Dalam kasus Yoon, CIO sudah memiliki surat perintah penangkapan dari Pengadilan Distrik Seoul. Surat tersebut masih berlaku hingga saat ini dan disebut-sebut meminta perpanjangan.
Yoon menolak mendengarkan CIO
Namun, Yoon dan timnya mengabaikan perintah penahanan tersebut. Mereka menilai CIO tidak punya kewenangan menangani kasus presiden.
Tim hukum Yoon mengutip Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, yang memuat daftar panjang pejabat tinggi dan kejahatan yang dapat diselidiki. Kata pemberontakan tidak muncul dalam undang-undang.
Pengacara Yoon juga berpendapat bahwa surat perintah penangkapan itu inkonstitusional karena tidak memuat dua pasal KUHAP yang mencakup pembatasan penyitaan properti dan penggeledahan gedung yang berisi informasi pribadi pejabat militer atau sipil yang memuat rahasia resmi.
Mereka juga melanjutkan, surat tersebut tidak memiliki dasar hukum yang jelas.
Pihak Yoon kemudian membawa pengaduan dan putusan tersebut ke Mahkamah Konstitusi untuk ditinjau keabsahan putusan tersebut.
Mahkamah Konstitusi kemudian menyatakan akan mulai memeriksa pengaduan dan perintah yang dikeluarkan setelah hakim diangkat.
CIO sebelumnya menegaskan bahwa pengadilan telah memerintahkan mereka untuk menangani kasus Yoon dengan mengeluarkan surat perintah penangkapan. Kedua pasal KUHAP tersebut tidak berlaku baku karena surat perintah penangkapan hanya sebatas penangkapan, bukan penyitaan.
Yoon menghadapi tuduhan pengkhianatan dan penyalahgunaan kekuasaan, serta berakhirnya masa jabatan kepresidenannya.
KPK saat ini sedang membahas undang-undang tentang pemberhentian parlemen. Jika sah, Yoon akan meninggalkan kursi kepresidenan, dan jika dianggap sah, ia akan kembali berkuasa.
(adalah / DNA)