Jakarta, CNN Indonesia —
Dinas Perhubungan Bali (Dishub) menyebut lahan PT MNC Land Tbk. (KPIG) milik Hary Tanoesoedibjo direncanakan menjadi lokasi Transit Oriented Development (TOD) Metro Metro Bali.
“Mereka (KPIG dan investor besar PT Bumi Indah Prima) sudah berkomitmen dengan kesepakatan tersebut, tinggal menunggu prosesnya,” kata Kepala IGW Dishub Bali Samsi Gunarta di Denpasar, Selasa (24/12) seperti dikutip Antara.
Ia mengatakan, lahan milik pengusaha sekaligus politikus itu berada di Kabupaten Tabanan, tak jauh dari objek wisata Tanah Lot yang rencananya akan dijadikan kawasan terhubung layaknya kota.
“TOD itu kawasan yang dibangun dengan kompak sehingga memudahkan masyarakat beraktivitas lebih efisien, ada perkantoran, ada tempat rekreasi, pusat perbelanjaan, hotel semuanya berkumpul dalam satu kawasan,” kata Samsi.
Dijelaskannya, di kawasan ini masyarakat bisa berjalan kaki dan jika diperlukan transportasi, stasiun kereta api akan terhubung dengan angkutan umum lainnya.
Diketahui, berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), tanah milik Hary Tanoesoedibjo dijual Rp 5,5 triliun dan diperkirakan transaksinya selesai pada Januari 2025.
Dishub Bali belum mengetahui luas kawasan tersebut karena proses jual beli dilakukan dengan investor utama proyek kereta bawah tanah, PT Bumi Indah Prima.
Namun, Samsi secara umum melihat luas lahan yang dibutuhkan untuk kawasan TOD mencapai 50 hektare.
Diakuinya, awalnya proyek kereta bawah tanah dirancang hanya untuk empat tahap, yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai pertama yang terhubung dengan Pusat Parkir Kuta, Seminyak, Berawa, dan Cemagi; tahap kedua dari Bandara I Gusti Ngurah Rai menuju Jimbaran, Universitas Udayana dan Nusa Dua; tahap ketiga dari Parkir Center Kuta menuju Sesetan, Renon dan Sanur; dan tahap keempat dari Renon ke Sukawati dan Ubud.
Namun ada rencana pembangunan jalan menuju Tanah Lot, Tabanan, dimana Pemprov Bali menginginkan proyek tersebut dilakukan secara bersamaan, namun belum mendapat persetujuan investor.
Realisasinya nanti kalau perencanaannya sudah selesai, nah permukaan tanahnya dulu kalau sudah jadi, baru rencana penyambungannya, ujarnya.
“Sebenarnya kami sudah minta pekerjaan satu kali saja, tapi sepertinya butuh waktu dan ada juga yang harus mengejar ketertinggalan dari segi pembangunannya agar lebih cepat,” lanjut Samsi.
Meski belum bisa memastikan proses pengerjaan di kawasan Tanah Lot, namun Pemprov Bali merasa puas dengan pengembangan kereta bawah tanah bahkan ingin membuat kawasan berbasis transit.
Menurut Samsi, hal ini meningkatkan efisiensi dan memperlancar mobilitas masyarakat, dan ia berharap perluasannya bisa dilakukan di wilayah lain di Bali.
“Ini perpanjangan jalan Cemagi Canggu dan mungkin tidak berhenti di sini, tidak mungkin berhenti di Tabanan, mungkin masih ada jalan lagi, kita lihat saja,” ujarnya.
(Agustus/Agustus)