Jakarta, CNN Indonesia.
Calon Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil membeberkan langkah apa saja yang dilakukannya untuk mengatasi sengketa Upah Minimum Provinsi (UMP) yang kerap menuai kontroversi.
Ia mengaku tak bisa melarang buruh untuk berdemonstrasi jika kenaikan UMP tidak sesuai harapan. Namun, dia berjanji akan memberikan solusi berbeda, yakni menekan pengeluaran bulanan masyarakat DKI Jakarta.
Menurut dia, kesejahteraan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh besar kecilnya kenaikan UMP. Namun hal ini dapat dicapai dengan menjaga pengeluaran tetap stabil sehingga pendapatan mempunyai ruang untuk ditabung.
“Saya punya teori, dan saya harap para pelaku usaha mau. Kesejahteraan tidak selalu berarti kenaikan upah, tapi bisa dicapai dengan pengurangan pengeluaran, misalnya kita mendukung transportasi pekerja, sehingga biaya berkurang,” kata Ridwan dari DKI. Acara Kadin mencari pimpinan baru Jakarta di Menara Bank Mega, Rabu (6/11).
Menurut RK, pengurangan uang belanja justru akan membantu masyarakat, bukannya meningkatkan pendapatan, namun juga akan meningkatkan pengeluaran. Misalnya saja untuk sembako, belilah langsung dari pabriknya agar harganya jauh lebih murah.
“Saya pernah berinovasi bisa membeli kebutuhan sehari-hari bukan di desa, tapi di pabrik dengan harga grosir. Jadi ambil pesanan sepulang kerja lalu pulang,” ujarnya.
Mantan Gubernur Jawa Barat ini mengakui, ada perbedaan harga bahan pokok di warung dan grosir. Bahkan, perbedaan harga terkadang cukup besar sehingga masyarakat mengeluarkan biaya yang besar untuk memenuhi kebutuhannya.
“Makanya harga grosir dan harga di toko tetangga terkadang tidak sesuai,” ujarnya.
Pihaknya juga berencana memberikan kemudahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (BPR) untuk membeli rumah. Mulai dari uang muka (DP) atau uang muka 0 persen hingga subsidi harga hingga 60 persen.
Artinya, warga Jakarta yang hendak membeli rumah hanya mampu membayar 40 persen. Pasalnya, Pemprov DKI Jakarta akan memberikan subsidi sebesar 60 persen jika memenangkan persaingan.
– Kami juga sudah menghitung pasokan perumahan untuk kelompok yang diatur, termasuk pekerja, bisa 0, 30 persennya gratis, dan untuk real estat komersial, 60 persennya disubsidi, jelasnya.
Percaya bahwa ini adalah solusi terbaik untuk mengimbangi perhitungan formula gaji, yang hasilnya mungkin tidak disetujui oleh karyawan.
Intinya mudah-mudahan perekonomian kita tidak ada masalah dengan kenaikan upah. Kita akan berinovasi untuk kesejahteraan pekerja dengan mengurangi pengeluaran, menurunkan indeks Gini dan kemiskinan struktural melalui inovasi.
(ldy/sfr)