Jakarta, CNN Indonesia —
Pasukan Israel terus menyerang wilayah Suriah setelah mengebom kota Tartus, menyebabkan ledakan dahsyat mirip Hiroshima.
AFP melaporkan bahwa ledakan terus bergema di sebuah lembah dekat desa Bmalkah, sebuah komunitas Kristen di perbukitan tempat pangkalan angkatan laut Rusia berada di Suriah.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, pesawat Israel melakukan “serangan terberat di pantai Suriah sejak awal serangan pada tahun 2012.”
Serangan pasukan Israel ini menyusul jatuhnya pemerintahan Presiden Bashar al-Assad pada 8 Desember akibat pemberontakan kelompok milisi Suriah.
Sejak saat itu, Israel melancarkan berbagai serangan, terutama di sekitar Dataran Tinggi Golan, untuk menduduki wilayah tersebut dan memperluas pemukiman negara Zionis.
Serangan Israel juga terjadi terhadap berbagai fasilitas militer Suriah, salah satunya di Tartus. Israel menyerang kota pelabuhan itu akhir pekan lalu, menyebabkan ledakan besar dengan getaran mirip gempa.
“Ini seperti gempa bumi. Semua jendela di rumah saya pecah,” kata Ibrahim Ahmed, seorang pegawai kantor hukum yang datang ke lokasi tersebut.
Perbukitan di sekitar Bmalka dan pangkalannya kini penuh dengan puing-puing. Peluncur rudal, mortir, dan pecahan amunisi tergeletak di tanah. Kolom asap juga membubung tinggi di titik-titik serangan.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mencatat bahwa Israel telah melakukan sekitar 473 serangan terhadap sasaran militer di Suriah sejak jatuhnya rezim Assad.
Serangan tersebut termasuk terowongan bunker spektakuler di bawah pegunungan yang berisi “penyimpanan rudal balistik, amunisi, peluru artileri dan peralatan militer lainnya.”
Israel menjelaskan serangannya terhadap fasilitas militer Suriah. Negara Zionis mengatakan hal ini untuk mencegah milisi menggunakan senjata Suriah yang dijatuhkan untuk menyerang negara Zionis. (blq/baca)