Jakarta, CNN Indonesia —
Human metapneumovirus (HMPV) menjadi masalah yang mengkhawatirkan. Khususnya di Tiongkok, terjadi peningkatan kasus penularan yang kabarnya juga terdeteksi di Indonesia.
Namun, HMPV bukanlah virus baru. Sejak virus ini ditemukan pada tahun 2001, upaya untuk menemukan obat antivirus dan vaksin spesifik terhadap HMPV masih dalam tahap penelitian.
Arlina Burhan, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) PB, menjelaskan saat ini belum ada pengobatan antivirus yang dirancang khusus untuk mengobati infeksi HMPV.
“Belum ada obat antivirus khusus untuk penyakit ini, dan belum ada vaksinnya,” kata Elena dalam diskusi online, Rabu (1/8).
HMPV sendiri seringkali menimbulkan gejala mirip pilek, seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Namun pada beberapa kasus, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis, infeksi ini dapat menimbulkan komplikasi serius seperti bronkitis atau pneumonia.
“Virus ini bisa menyebar melalui droplet saat orang batuk atau bersin. Jika daya tahan tubuh seseorang lemah, virus ini berpotensi menimbulkan infeksi yang lebih serius,” ujarnya.
Meskipun tidak ada pengobatan khusus, perawatan suportif tersedia untuk meringankan gejala dan mendukung pemulihan. Mulailah dengan mengonsumsi obat antipiretik, minum cukup air untuk mencegah dehidrasi, dan istirahat yang cukup.
Selain itu, pencegahan juga menjadi kunci untuk menghindari tertular penyakit ini. Mengingat belum ada vaksin yang dapat meningkatkan antibodi, langkah terbaik untuk melindungi diri Anda dari infeksi HMPV adalah dengan melakukan tindakan pencegahan berikut: 1. Gunakan masker wajah
Kenakan masker saat berangkat. Terutama di tempat ramai atau saat sedang sakit. Jaga kebersihan tangan Anda
Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun. Hindari kontak dengan orang sakit
Jika memungkinkan, kurangi kontak fisik dengan orang yang mengalami gejala flu. Meningkatkan kekebalan
Elena menyimpulkan: “Yang paling penting adalah jangan panik. Dengan mengambil pendekatan yang hati-hati, Anda dapat mengurangi risiko penyebaran virus ini, terutama bagi kelompok yang paling rentan (tst/wiw).