Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah melaporkan dugaan peredaran pupuk palsu di kalangan petani kepada Jaksa Agung St Burhanuddin.
Andy menyampaikan laporan tersebut pada Senin (16/12) saat bertemu dengan Burhanuddin di Kejaksaan Agung.
“Ada pupuk palsu yang merugikan petani. Kita punya 27 perusahaan pupuk palsu, empat perusahaan sudah kita kirim ke penegak hukum, ini merugikan petani kita sekitar Rp3,2 triliun,” kata Imran di Kejaksaan Agung.
Amran berharap Kejagung bisa segera mengambil tindakan terhadap peredaran pupuk palsu. Sebab, kata dia, pupuk penting bagi petani.
“(Pupuk) adalah nyawa petani kita. Kalau tidak ada pupuk, tanaman mati. Tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik,” ujarnya.
Selain itu, Imran juga melaporkan segala pungutan liar dalam proses pengiriman alat pertanian ke petani.
Amran mengatakan, praktik pungutan liar itu berdasarkan laporan petani yang menyebutkan mereka dimintai uang untuk mendapatkan alat pertanian. Bahkan, alat tersebut sebenarnya dikirimkan secara gratis oleh Kementerian Pertanian.
“Kadang kita kirim mesin pertanian ke daerah, ke petani, kadang kita diminta oleh beberapa orang, dalam artian bayaran, kalau kita suplai traktor, mesin pemanen, ada yang bayar sampai, menurut laporan, ada yang bayar sampai Rp 50 juta. per unitnya ada yang bayar Rp3.000.000 untuk alat kecil, padahal perintah Presiden berikan alat pertanian gratis, ujarnya.
Sementara itu, Jaksa Agung St Burhanuddin mengatakan, pihaknya akan mendalami laporan peredaran pupuk palsu dan dugaan pemerasan.
“Kita pendataan dulu ya? Karena ini baru sampai, baru diterimanya juga, nanti akan dikembangkan,” ujarnya.
Burhanuddin juga mengatakan Kejaksaan Agung akan menindak tegas pelaku kejahatan yang terbukti melakukan pelanggaran.
“Tentu (saya akan ambil tindakan tegas), tentu kalian tahu siapa saya, saya tidak akan memandang remeh siapapun,” ujarnya.
(tidak tahu/tahu)