Jakarta, CNN Indonesia.
Saham Boeing anjlok 32 persen sepanjang tahun 2024. Produsen pesawat Amerika Serikat (AS) itu menjadi perusahaan dengan kerugian terbesar tahun 2024 di indeks Dow Jones.
Saham perusahaan pembuat pesawat itu anjlok 32 persen setelah mengalami bencana demi bencana. Terakhir, kecelakaan pesawat Boeing milik maskapai Korea Selatan Jeju Air juga menyebabkan sahamnya anjlok.
Pada awal tahun 2024, saham Boeing dibuka pada $257,50 per saham. Namun ledakan panel kokpit Boeing 737 MAX Alaska Airlines pada 5 Januari 2024 merupakan pukulan telak pertama bagi Boeing pada tahun lalu.
Ledakan panel kokpit menyebabkan penyelidikan dan penghentian sementara Boeing 737 Max yang terkenal itu.
Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) juga membatasi produksi 737 menjadi 38 per bulan demi alasan keamanan dan kualitas. Larangan produksi ini belum dicabut. Akibatnya, saham Boeing turun menjadi $211.
Di tengah pembatasan produksi, Boeing juga menghadapi masalah pasokan, masalah kualitas, dan pemogokan buruh selama tujuh minggu. Sebagian besar produksi pesawat komersialnya, termasuk proyek 737, dihentikan.
Menurut laporan Reuters, Boeing akan terus mencatat kerugian signifikan di divisi komersial, militer, dan luar angkasa hingga tahun 2024.
Pada Juli 2024, perusahaan mengumumkan kesepakatan untuk membeli pemasok Spirit AeroSystems yang merugi senilai $4,7 miliar. Namun, Moea juga terkena dampak masalah kualitas produksi.
Sebulan kemudian, Kelly Ortberg bergabung dengan Boeing sebagai CEO, menggantikan Dave Calhoun.
Namun, pada awal September 2024, sekitar 33.000 pekerja melakukan aksi mogok. Argumen ini berlanjut hingga November. Saham Boeing juga mencapai rekor terendah $137,07.
Pada akhir tahun 2024, dua pesawat Boeing 737-800 jatuh. Pertama, pesawat Boeing KLM Airlines tergelincir dari landasan pacu di Norwegia pada Sabtu (28/12/2024) akibat kerusakan hidrolik yang menyebabkan pesawat berhenti mendadak.
Kedua, ledakan Jeju Air Boeing 737-800 menewaskan 179 orang di Korea Selatan pada Minggu pagi (29/12/2024).
Selama pemogokan, CEO Boeing Ortberg mengumumkan rencana untuk mengurangi tenaga kerja sebesar 10%. Janji Ortberg untuk mengurangi biaya tenaga kerja dan memulai produksi 737 pada awal Desember membantu saham Boeing kembali diperdagangkan pada $177 pada Selasa (31/12/2024), atau hari terakhir perdagangan.
(pta/pta)