Jakarta, CNN Indonesia –
Belakangan ini istilah “blue skin care” sedang ramai diperbincangkan. Food and Drug Administration (FDA) juga baru-baru ini menghapus beberapa produk perawatan kulit berlabel biru dari pasaran karena dianggap ilegal dan berbahaya.
Jadi apa itu perawatan kulit Blue Label? Mengapa produk ini mudah diingat? Dan apa risikonya jika digunakan tanpa resep dokter? Baca informasinya.
Menurut berbagai sumber, blue label merupakan produk perawatan kulit dengan potensi bahan aktif yang tinggi untuk perawatan kulit. Produk ini hanya boleh digunakan dengan resep dan di bawah pengawasan dokter.
Simbol biru pada kemasan produk ini menandakan bahwa produk tersebut tidak dijual bebas. Produk harus disesuaikan khusus dengan kebutuhan pasien setelah pemeriksaan dokter.
Seringkali produk ini digunakan untuk mengobati kondisi kulit tertentu, seperti jerawat parah, eksim, atau infeksi kulit. Bahannya mengandung bahan aktif seperti tretinoin, kortikosteroid atau antibiotik, yang penggunaannya harus diawasi untuk menghindari efek samping yang serius.
Kenapa Blue Etiquette Skincare Belum Disetujui BPOM?
Produk berlabel biru tidak memerlukan izin edar BPOM, karena statusnya sebagai campuran atau kondom, dapat diproduksi oleh apotek atau rumah sakit resmi.
Namun belakangan ini muncul produk-produk blue label dan dijual secara online secara gratis, baik di media sosial maupun di e-commerce.
BPOM menemukan banyak produk tersebut diproduksi secara luas oleh organisasi tanpa izin resmi, tanpa pengawasan medis, dan tidak memenuhi standar keamanan.
Hal ini dilakukan BPOM untuk menghentikan peredaran Blue Skin Care ilegal, yaitu Blue Skin Care ilegal yang dijual bebas.
Menggunakan produk perawatan kulit biru yang dijual bebas dapat menimbulkan banyak risiko kesehatan, antara lain:
1. Rambut kulit
Bahan aktif yang terlalu kuat dapat menyebabkan iritasi, apalagi jika tidak sesuai dengan kebutuhan atau kondisi kulit.
2. Reaksi alergi
Tanpa berkonsultasi dengan dokter, Anda tidak akan tahu apakah kulit Anda akan bereaksi terhadap bahan aktif tertentu. Reaksi alergi bisa berupa ruam, gatal dan bengkak.
3. Kerusakan kulit jangka panjang
Beberapa bahan, seperti kortikosteroid, dapat menyebabkan penipisan kulit jika digunakan dalam jangka panjang tanpa pengawasan.
4. Percaya diri
Beberapa bahan aktif dapat menyebabkan “kecanduan” kulit dimana kulit Anda tidak dapat berfungsi dengan baik jika Anda terus menggunakan produk tersebut.
Itulah yang dimaksud dengan blue label skin care, suatu perawatan dan resep kulit yang dirancang untuk mengatasi masalah kulit tertentu dan hanya dapat digunakan di bawah pengawasan dokter. (tst/wiw)