Jakarta, CNN Indonesia —
Pada minggu terakhir bulan Desember 2024, jumlah kasus influenza di Jepang merupakan yang tertinggi sejak dimulainya penyakit tersebut pada tahun 1999. Hal ini diumumkan langsung oleh Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang.
Pada minggu terakhir bulan Desember 2024, per 29 Desember, Jepang melaporkan 317.812 kasus flu. Kasus-kasus tersebut tersebar di hampir 5.000 fasilitas medis, dengan rata-rata 64,39 pasien per fasilitas, naik signifikan dari rata-rata fasilitas tersebut sebesar 42,66 kasus pada minggu lalu.
Selanjutnya, rata-rata jumlahnya melebihi ambang batas peringatan, yakni 30 kasus per fasilitas kesehatan. Ini menandai peningkatan selama 10 minggu berturut-turut, dengan 47 prefektur di Jepang mengalami peningkatan jumlah orang yang terinfeksi virus dibandingkan minggu sebelumnya.
Faktanya, lebih dari 43 negara bagian di Negeri Sakura telah melaporkan kasus di atas ambang batas peringatan.
Seorang pejabat kementerian seperti dikutip Xinhua mengatakan, “Alasan utamanya adalah masuknya orang selama musim liburan.”
Prefektur Oita di barat daya Jepang mencatat jumlah tertinggi, dengan rata-rata 104,84 kasus per fasilitas, diikuti oleh prefektur lain di wilayah Kyushu.
Selain itu, kasus di kota-kota besar Jepang juga meningkat, dengan Osaka mencatat rata-rata 67,53 kasus per fasilitas dan Tokyo 56,52 kasus.
Pejabat kementerian mendesak masyarakat Jepang untuk memakai masker dan mencuci tangan untuk mencegah penyebaran influenza. (tst/wiw)