Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah telah menghapus utang sebesar Rp 483,6 triliun hingga November 2024. Rencana pelaksanaan ini berada di bawah APBN 2024 sebesar Rp648,1 triliun.
Menurut Kementerian Keuangan (Kemenki), pembiayaan utang tersebut meliputi obligasi pemerintah (SBN) senilai Rp437,2 triliun dan pinjaman senilai Rp46,4 triliun.
Wakil Menteri Keuangan Thomas Givandono dalam jumpa pers KiTa APBN, Rabu (11/12), mengatakan: “Indeks pembiayaan ini dijaga pada tingkat terkendali dengan pengelolaan yang prudent dan handal serta menjaga risiko dalam batas aman.”
Sementara pembiayaan non utang telah dilaksanakan sebesar Rp 54,8 triliun. Pembiayaan non utang ini biasanya diperoleh dari saldo kas Badan Layanan Umum (BLU), Saldo Lebih Anggaran (SAL), dan Rekening Surplus Anggaran (SiLPA).
“Ini juga pada level terkendali dan bertujuan untuk menjaga stabilitas anggaran,” ujarnya.
Menurut Thomas, pemerintah secara keseluruhan telah melakukan berbagai langkah pengendalian pendanaan untuk mendukung tujuan keberlanjutan APBN. Tujuannya agar utang tetap terkendali dan APBN tetap sehat.
Aktivitas pendanaan pada bulan November mencerminkan sikap pemerintah yang terus berhati-hati dalam mengelola dana, dengan tetap memperhatikan prospek defisit APBN, kondisi likuiditas pemerintah, dan dinamika pasar keuangan.
Thomas meyakinkan, pinjaman pemerintah terkendali dan masih sesuai jadwal.
“Selanjutnya dilakukan upaya untuk menjaga tingkat pencapaian target pendanaan dengan memastikan efektivitas pengeluaran dana dan pengendalian risiko,” tutupnya.
(LD/PTA)