Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Dewan Penyidik (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tumpak Hatorangan Panggabean mengatakan, pihaknya meminta maaf kepada masyarakat karena masih banyak kekurangan setelah lima tahun bekerja.
Dalam jumpa pers akhir tahun menjelang pengunduran dirinya pada 20 Desember, Kamis (12/12), Tumpak menyebut banyak pelanggaran kode etik, khususnya terkait integritas, yang dilakukan direksi dan pegawai KPK.
Mohon maaf jika kami tidak bisa berhasil. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan dalam menunaikan tanggung jawab, kata Tumpak di Anti Corruption Education Center (ACLC), Jakarta, Kamis sore (12/12).
Tumpak mengatakan Dewas juga bertanggung jawab atas kepercayaan masyarakat terhadap KPK yang terus menurun berdasarkan survei berbagai lembaga. Absennya KPK, tegasnya, berarti juga absennya Dewas.
“Integritas pimpinan KPK belum tentu bisa kita tingkatkan karena terbukti ada juga pimpinan KPK yang melanggar masalah integritas sehingga harus tunduk pada kode etik,” ujarnya.
“Integritas pekerja kita sampai pimpinan KPK belum bisa kita bangun. Jadi saya kira itu kelemahan kita juga,” sambungnya.
Dua Komisioner KPK periode 2019-2024 yang menangani masalah etik dan pidana adalah Firli Bahuri dan Lili Pintauli Siregar. Pada akhir Desember 2023, mengingat keputusan Dewas, Presiden saat itu, Joko Widodo memecat Firli. Sedangkan Lili mengundurkan diri sebelum sidang etik.
Selain itu, banyak juga pegawai KPK yang tersangkut masalah etik hingga diberhentikan dengan tidak hormat. Mulai dari korupsi dana perjalanan dinas hingga kebencian terhadap tahanan korup.
“Meski tadi kami sampaikan bahwa kinerja kami meningkat signifikan, namun penilaian masyarakat terhadap lembaga KPK nampaknya malah menurun,” kata Tumpak.
“Ada lima orang yang dicalonkan, tanpa mengajukan diri menjadi Dewas. Ini yang bisa kami lakukan dalam lima tahun ini. Banyak kekurangannya. Mohon maklum. Mohon maaf atas segala kekurangan kami,” ujarnya.
(ryn/DAL)