Jakarta, CNN Indonesia —
Malaysia telah mengusir dua kapal yang membawa sekitar 300 migran tidak berdokumen dari Myanmar, yang diduga pengungsi etnis Rohingya, dari perairannya.
Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA) mengatakan kapal-kapal itu berada dua mil laut (3,7 kilometer) barat daya resor utara Langkawi pada Jumat malam.
“MMEA akan memberikan bantuan, termasuk makanan dan air minum bersih, sebelum kapal dikawal ke perbatasan laut negara untuk melanjutkan perjalanan,” kata Direktur Jenderal Mohammed Rosli Abdullah dalam keterangannya, Sabtu (4/1), dilansir AFP. Dengan syarat.”
“Kami juga bekerja sama dengan pihak berwenang Thailand untuk mempelajari lebih lanjut tentang aktivitas kapal-kapal ini.”
Polisi Malaysia pada hari Jumat menahan sekitar 200 tersangka migran Rohingya dari Myanmar setelah kapal mereka kandas di Langkawi.
Kelompok etnis Rohingya menghadapi penganiayaan di tanah air mereka di Myanmar, yang mayoritas beragama Buddha. Banyak yang melarikan diri ke kamp pengungsi di Malaysia atau Bangladesh yang kaya dan mayoritas penduduknya Muslim.
Mereka sering kali harus menjalani perjalanan laut yang melelahkan selama berbulan-bulan untuk mencapai Malaysia dengan perahu atau memasuki negara tersebut melalui perbatasan yang buruk dengan Thailand.
Ketika tertangkap, mereka sering kali dikirim ke pusat penahanan yang menurut kelompok hak asasi manusia sering kali penuh sesak dan kotor.
(tim/DMI)