Jakarta, CNN Indonesia –
Ki Muspar Mesti, Ketua Asosiasi Peternak Petelur Indonesia, mengatakan pakan bergizi gratis (MPG) telah diberikan kepada peternak ayam petelur dan ayam petelur.
Ia mengatakan, peternak diminta menyediakan telur ayam dua kali seminggu. Barang-barang ini menyediakan makanan gratis dan bergizi untuk 190 dapur umum.
“Harga jual kita jamin produksi buah manis. Tapi dinamika itu tidak dimanfaatkan peternak karena peminatnya banyak, kita naikkan, tidak. Saat dihubungi fun-eastern.com, Selasa (7/1), Musbar mengatakan bahwa selama 3-4 tahun terakhir, pemerintah sejajar dengan pemerintah.
Dia mengatakan, permintaan telur sebagai bagian dari makanan gratis dan bergizi tahun ini adalah 1.875 ton per minggu. Telur tersebut akan didistribusikan ke 5.000 dapur umum yang dibangun secara bertahap pada tahun 2025.
Musbar mengatakan, manfaat pangan bergizi gratis bagi petani sangat besar. Bahkan, kesejahteraannya lebih besar dibandingkan telur.
“Sebulan sekali kita urus kesejahteraan sosial. MPG dua kali seminggu. Anda bisa memutuskan sendiri mana yang lebih menguntungkan,” ujarnya.
Musbar menyebutkan, para peternak mampu memproduksi 18.200 ton telur ayam per hari. Produksi ini dihasilkan oleh 5.766 peternak.
Permintaan makanan gratis dan bergizi tidak akan mempengaruhi pasokan telur atau harga jual, katanya.
Makanan gratis dan bergizi, katanya, sebenarnya memberikan pasar terbuka bagi sebagian petani. Menurutnya, sebagian masyarakat pedesaan mulai terdorong untuk mulai beternak atau bertani karena sudah ada pemerintahan pembeli yang jelas.
“Proyek pemerintah memiliki pembeli yang percaya diri. MBG ini sepertinya akan bertahan lama, kata Musper.
Sebelumnya, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mulai menerapkan makanan gratis bergizi. Pemerintah memberikan satu kali makan gratis per hari kepada anak-anak.
Makanan disediakan selama anak-anak berada di sekolah. Makanan tersebut disiapkan oleh Badan Gizi Nasional dengan partisipasi warga setempat.
Prabowo berupaya memberikan makanan gratis dan bergizi kepada 82,9 juta anak setiap hari. Anggaran proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp 400 triliun per tahun.
Namun, skema tersebut diterapkan secara bertahap. Tahun ini, pemerintah telah mengucurkan dana sebesar Rp71 triliun yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional.
(dhf/agt)