Jakarta, CNN Indonesia —
Memasuki minggu kedua Januari 2025, sebagian besar wilayah Indonesia masih didominasi hujan dengan intensitas cahaya tinggi. Kondisi iklim tersebut menimbulkan berbagai bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir dan tanah longsor.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Mehri mengatakan bencana hidrometeorologi banyak terjadi di Indonesia mulai dari Sumatera hingga Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pulau Sumatera dibanjiri hujan deras yang menyebar ke berbagai wilayah. Kabupaten Mora Anim, Sumatera Selatan, menjadi salah satu daerah yang terkena dampak paling parah.
“Hujan deras pada Kamis (9/1) menenggelamkan 470 rumah di Kecamatan Ujan Mas, sedangkan pada Jumat (10/1), banjir di Kecamatan Benakat menghanyutkan 361 rumah yang terendam di Sungai Benakat dan Sungai Limtang. Terkesan,” kata Abdul. Keterangan tertulis dari fun-eastern.com, Sabtu (11/1).
Meski banjir sudah mulai surut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat terus memantau situasi di lokasi. Cuaca berawan dan kemungkinan akan turun hujan lebih banyak.
BPBD mengimbau masyarakat mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir susulan, ujarnya.
Sementara di Kota Pekin Baru, Kecamatan Tinan Raya, Provinsi Riau, banjir terjadi akibat air pasang yang menyebabkan Sungai Siak meluap.
Rumah milik sedikitnya 50 warga hanyut pada kedalaman 40 cm. BPBD juga terus memantau lokasi menggunakan bot fiber untuk menjamin keselamatan warga Pekin Baru.
Di Kabupaten Pesisir Barat, Lamping, hujan deras menyebabkan Sungai Way meluap dan mengguncang 50 rumah warga, Jumat (10/1). Meski banjir sudah surut di wilayah tersebut, listrik masih padam dan BPBD setempat terus berkoordinasi untuk memperbaiki situasi di lapangan.
Di Pulau Jawa, sebagian wilayah mengalami banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (10/1), banjir melanda Kecamatan Cipari dengan ketinggian air mencapai 50 cm.
12 rumah dan satu ruas jalan provinsi terendam air yang mengalir dari Sungai Sipayangan. Oleh karena itu, sebagian warga terpaksa mengungsi ke Masjid Askhana.