Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Pandjaitan mengaku menikmati peran barunya sebagai penasihat ekonomi Presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya, jabatan tersebut memberikan tantangan yang berbeda dibandingkan jabatan strategis yang pernah dijabatnya sebelumnya.
“Jujur saya suka dengan pekerjaan ini. Saya tiga kali menjadi Menko (Menko), satu kali menjadi kepala staf presiden. Jadi saya melihat perbedaan pekerjaan ini dengan pekerjaan saya sebelumnya,” kata Luhut dalam konferensi pers. di Kantor Dewan Ekonomi Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (9/1).
“Kami sudah cukup intensif bertemu dengan Presiden (Prabowo) dan kami juga menjadi bagian dalam proses pengambilan keputusan Presiden,” jelasnya.
Luhut mengatakan, DEN telah menyiapkan 53 program quick win atau prioritas yang harus segera diwujudkan.
Salah satu program utama yang ia sebutkan adalah inisiatif teknologi pemerintah, yang menurutnya akan membantu pemerintah meningkatkan efisiensi, memerangi korupsi, dan memperkuat pengelolaan data.
“Kita harus bekerja sepanjang waktu untuk membuktikan hal ini. Program ini merupakan game changer bagi Indonesia,” ujarnya.
Luhut juga mengatakan, DEN sudah tiga kali melakukan pertemuan resmi dengan Prabowo dalam tiga bulan terakhir. Dalam rapat-rapat tersebut, DEN bertugas memberikan masukan strategis untuk menjawab berbagai pernyataan yang kerap dilontarkan Presiden dalam pidatonya.
Ia menekankan pentingnya program seperti teknologi pemerintah untuk membawa perubahan, namun juga mengakui besarnya tekanan yang diberikan oleh Prabowo terhadap DEN.
“Kemarin Presiden memberikan shock terapi kepada DEN, beliau ingin program ini bisa dimulai pada bulan Agustus,” kata Luhut.
(del/agt)