Jakarta, CNN Indonesia —
Harga minyak melanjutkan kenaikannya di perdagangan Asia pada Jumat (3/1) pagi setelah ditutup pada level tertinggi dua bulan pada sesi sebelumnya.
Menurut Reuters, penguatan tersebut terjadi di tengah harapan bahwa kebijakan pemerintah di seluruh dunia dapat memberikan dorongan bagi kebangkitan pertumbuhan ekonomi yang dapat mendongkrak permintaan bahan bakar.
Minyak mentah Brent naik 16 sen, atau 0,2 persen, menjadi $76,09 per barel pada 1:32 GMT pagi ini, setelah mencapai level tertinggi sejak 25 Oktober pada hari Kamis.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 19 sen, atau 0,3 persen, menjadi $73,32 per barel pada hari Kamis, level tertinggi sejak 14 Oktober.
Kedua kontrak tersebut berada di jalur kenaikan mingguan kedua seiring kembalinya hari libur investor dan peningkatan likuiditas perdagangan.
Aktivitas pabrik di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat berakhir dengan pelemahan pada tahun 2024 karena meningkatnya risiko perdagangan sejak masa jabatan kedua Donald Trump dan rapuhnya pemulihan ekonomi Tiongkok yang meningkatkan ekspektasi terhadap tahun baru.
“PMI bulan Desember untuk Asia beragam, namun kami masih memperkirakan aktivitas manufaktur dan pertumbuhan PDB di wilayah tersebut akan tetap lemah dalam waktu dekat,” kata analis Capital Economics, mengutip data indeks manajer pembelian yang dirilis pada hari Kamis.
“Dengan pertumbuhan yang cenderung lemah di sebagian besar negara dan inflasi di bawah target, kami pikir bank sentral di Asia akan terus melakukan pelonggaran kebijakan,” jelasnya.
Suku bunga yang rendah akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi yang berdampak pada konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi.
Investor memperkirakan penurunan suku bunga lebih lanjut dari Bank Sentral AS (Federal Reserve) tahun ini dapat mendukung perekonomian mereka.
Sementara itu, Presiden Tiongkok Xi Jinping menjanjikan kebijakan yang lebih proaktif untuk mendorong pertumbuhan.
“Dengan lintasan ekonomi Tiongkok yang siap memainkan peran penting pada tahun 2025, langkah-langkah stimulus pemerintah diperkirakan akan mendorong peningkatan konsumsi dan mendukung pertumbuhan permintaan minyak dalam beberapa bulan mendatang,” kata analis StoneX Alex Hodes.
Di AS, konsumen minyak terbesar di dunia, persediaan bensin dan sulingan meningkat pekan lalu karena penyulingan meningkatkan produksi, namun permintaan bahan bakar turun ke level terendah dalam dua tahun.
Persediaan minyak mentah turun lebih kecil dari perkiraan, turun 1,2 juta barel pada pekan lalu menjadi 415,6 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan sebesar 2,8 juta barel.
Para pedagang terus memperhatikan prakiraan cuaca terbaru karena perkiraan cuaca yang lebih dingin di AS dan Eropa dalam beberapa minggu mendatang dapat meningkatkan permintaan solar sebagai alternatif pengganti gas alam untuk pemanas.
(sfr/sfr)