Jakarta, CNN Indonesia —
Lebih dari 46.000 korban pendudukan brutal Israel di Gaza sejak Oktober 2023 telah menerima bantuan.
Al Jazeera mengutip laporan Kementerian Kesehatan Gaza pada Kamis (1 September) bahwa kekejaman Israel telah mengakibatkan 46.006 kematian dan 109.378 luka-luka.
Pada Rabu (1 Agustus), Israel melancarkan serangan membabi buta di Jalur Gaza, menewaskan 70 orang, dan jumlah korban tewas terus bertambah. Serangan itu melukai 104 orang.
Israel melancarkan agresi terhadap Palestina sejak Oktober 2023. Dalam operasi tersebut, mereka dengan kejam menyerang warga dan objek sipil seperti rumah sakit dan kamp pengungsi.
Serangan Israel telah menyebabkan puluhan rumah sakit lumpuh total dan operasi kehabisan bahan bakar.
Sejauh ini, Israel menyerang Palestina tanpa syarat.
Komunitas internasional terus menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Namun perundingan gencatan senjata sejauh ini terhenti.
Pekan ini, Hamas mengatakan akan membebaskan 34 warga Israel di Gaza sebagai bagian dari gencatan senjata.
Tim perundingan gencatan senjata, yang terdiri dari Amerika Serikat, Qatar dan Mesir, mengatakan pihaknya memperkirakan akan mencapai kesepakatan dalam beberapa minggu mendatang, meskipun kemajuan dalam perundingan sangat lambat.
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya tekanan terhadap Hamas oleh mediator Qatar dan Mesir, serta ancaman dari Presiden terpilih AS Donald Trump, yang memperingatkan “neraka” jika para sandera tidak dibebaskan.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perjanjian tersebut berfokus pada memastikan penghentian total permusuhan dan penarikan pasukan pendudukan Israel dari Gaza.
(isa/DNA)