Jakarta, CNN Indonesia —
Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menyebut Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi kapasitas karbon atau penyimpan karbon terbesar di dunia.
Eka Satria, Direktur APINDO ESDM, mengatakan salah satu cara untuk menyerap karbon bisa dilakukan secara alami melalui hutan.
“Ternyata Indonesia punya salah satu potensi penyimpanan C20 terbesar. Dari apa? Pertama, berdasarkan solusi alami, hutan kita nomor dua setelah Amazon,” ujarnya dalam forum diskusi “Strategi Investasi” CNN. untuk menciptakan perekonomian berkelanjutan” di Hotel Pullman Thamrin Jakarta pada Rabu (20/11).
Tak hanya itu, Eka mengatakan Indonesia juga berpotensi menyimpan CO2 hingga 500 gigaton di reservoir atau sumur minyak dan gas (migas) yang sudah habis.
Reservoir yang sudah habis adalah reservoir minyak dan gas yang tekanan atau cadangan hidrokarbonnya telah berkurang akibat produksi minyak dan gas dan tidak dapat diproduksi lagi secara ekonomis dengan teknologi yang ada saat ini.
Menurutnya, Hashim Djojohadikusumo sudah menyampaikan potensi tersebut beberapa waktu lalu pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP) ke-29 di Azerbaijan.
Pak Hashim dari COP mengusulkan agar Indonesia bisa menyimpan CO2, resorvir kita sudah banyak habis, potensi menyimpan CO2 sekitar 500 gigaton, ujarnya.
Sebelumnya, Staf Ahli Perencanaan Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Idris Froyoto Sihite mengatakan, total potensi kapasitas karbon dioksida Indonesia adalah 577,62 gigaton, yang terdiri dari 572,77 gigaton CO2 di akuifer brine dan 4,85 gigaton CO2 di akuifer brine. ton CO2. dari giga. CO2 di sumur minyak dan gas kering.
Dengan potensi tersebut, kata dia, Indonesia mendukung penerapan penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS).
Penerapan CCS dan CCUS (Carbon Capture, Use and Storage) sangat bergantung pada kapasitas penyimpanan dan Indonesia memiliki potensi yang besar, kata Idris seperti dikutip Antara.
“Kami yakin potensi kapasitas penyerapan karbon Indonesia dapat mendukung upaya menjadi CCS hub ASEAN,” lanjutnya.
(fby/pta)