Jakarta, CNN Indonesia —
Menyusul keberhasilan kampanye penyeimbangan karbon Kalla Youth Best (KYF) yang mencapai 28 ribu anakan pohon pada tahun 2024, Kalla mengemban tugas menanam ribuan anakan pohon bakau di kawasan pesisir Khel. Tekolabua, Dist. Bangajene, Piala. Bang Kep, Sulawesi Selatan.
Kawasan tersebut merupakan lokasi strategis untuk salah satu inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, Sustainable Mangrove Action, yang bertujuan untuk melindungi lingkungan dan memperkuat ekosistem pesisir.
Penanaman tersebut melibatkan kolaborasi berbagai pihak antara lain kelompok nelayan lokal, masyarakat pesisir, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Pulusarang dan beberapa Key Opinion Leader (KOL) yang peduli terhadap isu lingkungan hidup.
Senior Head of Corporate Communications and Sustainability Kalla, Nathya Tyakita, mengatakan Kalla melanjutkan program carbon offset yang dikampanyekan pada KYF 2024 melalui penanaman mangrove sebagai upaya memperkuat komitmennya dalam mengintegrasikan kebijakan berkelanjutan.
“Proyek ini dirancang untuk mengatasi dampak perubahan iklim, menjaga kelestarian ekosistem pesisir dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat lokal,” ujarnya secara tertulis, Senin (9/12).
Lanjutnya, Mangrove dikenal sebagai salah satu tanaman penyerap karbon yang paling efisien. Dengan menanam ribuan pohon muda di sepanjang garis pantai Bang Kep, Galla memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung keseimbangan ekologi.
Selain itu, kegiatan tersebut juga mendukung perekonomian masyarakat pesisir melalui pengelolaan kawasan yang ramah lingkungan.
“Kami yakin setiap langkah kecil seperti penanaman lahan basah dapat berdampak besar terhadap kelestarian lingkungan. Proyek ini sejalan dengan visi dan misi Kalla untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan bangsa melalui komitmen terhadap perlindungan dan konservasi lingkungan,” tambah Nadia.
Sekadar informasi, sejak tahun 2022 KALLA telah melaksanakan proyek desa binaan di kawasan pesisir Kel. Tekolabbua mempromosikan pemberdayaan masyarakat lokal dan perlindungan lingkungan.
Pada tahun 2024, perusahaan telah menanam lebih dari 40.000 pohon bakau di wilayah pesisirnya. Sementara bibit mangrove yang dihasilkan sekitar 130.000 bibit.
Proyek tersebut merupakan langkah nyata Kalla untuk menciptakan dampak positif jangka panjang dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan dinas lingkungan hidup, pemberdayaan, pelatihan, pemberian fasilitas kepada masyarakat pesisir dan membangun jaringan pemasaran benih mangrove.
Terakhir, Kell, Ketua Kelompok Tani Nelayan. Tekolabua, Hamzah menjelaskan, masyarakat mendapat pelatihan intensif mengenai pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan lahan basah pada acara tersebut.
“Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan keterampilan warga tetapi juga membuka peluang ekonomi baru melalui kegiatan berbasis lingkungan. Dengan menyediakan polibag untuk pembibitan mangrove, membantu masyarakat memulai pembibitan skala kecil yang berpotensi menjadi industri produktif,” ujarnya. menjelaskan.
Selain itu, Kalla juga membantu pembangunan rumah atau gubuk kerja yang berfungsi sebagai tempat menunjang kegiatan pembibitan dan pelatihan. Workshop tersebut merupakan simbol kolaborasi antara perusahaan dan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Natya menambahkan, ia yakin proyek ini merupakan contoh bagaimana prinsip-prinsip ESG dapat diterapkan sepenuhnya dengan menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan perlindungan lingkungan.
Masyarakat desa sasaran diharapkan mampu mandiri secara ekonomi, menjaga lingkungan dan terus bersinergi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Ia juga menegaskan, proyek desa binaan ini merupakan bagian dari komitmen Kalla untuk terus memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
“Kami percaya kolaborasi adalah kunci keberlanjutan. Melalui Desa Bantuan ini, Galla tidak hanya menciptakan perubahan di tingkat lokal, namun juga berkontribusi terhadap upaya global dalam mengatasi perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan,” tutup Nadia.
Proyek ini tidak hanya merupakan bagian dari kegiatan perlindungan lingkungan hidup, namun juga merupakan bentuk nyata kerja sama antara perusahaan, komunitas lokal, dan pemangku kepentingan untuk menciptakan perubahan positif bagi ekosistem dan masyarakat.
Galla tetap berkomitmen untuk terus menerapkan praktik bisnis berkelanjutan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dan memberikan dampak positif bagi bangsa Indonesia.
(rir/rir)