Sleman, CNN Indonesia –
Miftah Maulana Habiburrahman, Kepala Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji, mengaku tidak akan mengubah gaya khotbahnya setelah mengumumkan pengunduran dirinya sebagai utusan khusus presiden.
Hari ini, Jumat (6/12), Miftah tidak merinci asal muasal atau alasan utama dirinya memutuskan mundur.
Namun keputusan itu muncul setelah baru-baru ini terungkap atau tersebar bahwa ia sedang mengolok-olok penjual teh, Sunhaji, saat memberikan ceramah di Magellan, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
“Pada dasarnya setiap orang punya cara berdakwahnya masing-masing, karakternya masing-masing. Karakter ini akan saya lanjutkan,” kata Miftah di kediamannya di Kalasan, Sleman, DIY, Jumat sore.
Meski demikian, Miftah menegaskan, ke depannya ia akan lebih berhati-hati dalam memilih kosa kata atau kata saat menyampaikan khutbah atau public speaking.
“Mungkin kita harus lebih berhati-hati dalam memilih kata dan kosa kata, karena mungkin aku belum tahu kalau hari ini aku dikenal banyak orang, semua kamera diarahkan ke aku, jadi sifat dakwahnya mungkin tetap ada, tapi kita akan lebih disiplin dalam memilih kosa kata dan frasa, “katanya. peci digantikan oleh belangkon
Miftah juga akan memakai belangkon lagi saat berdakwah nanti. Diakui Miftah, sejak menjadi utusan khusus presiden selama satu setengah bulan, ia selalu mengenakan topi di kepalanya.
“Saat saya masih di UKP, saya masih menggunakan peci yang merupakan lambang yang disukai (Presiden) Pak Prabowo, tetapi hari ini saya kembali menggunakan belangkon sebagai identitas dakwah saya. Artinya kembali ke masyarakat, kembali ke pesantren. Ya, sama seperti dulu, mungkin dia yang juga merupakan pendukung Prabowo di tahun 2024, katanya. dalam pemilu.
Sebelumnya, Miftah Maulana Habibur Rahman memutuskan mundur sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Kerukunan Umat Beragama dan Pengembangan Pusat Keagamaan.
“Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden untuk Kerukunan Umat Beragama dan Pembinaan Lembaga Keagamaan,” kata Miftah.
Miftah menangis usai menyerahkan surat pengunduran dirinya. Suaranya bergetar. Miftah tampak kaget saat melontarkan pernyataannya, lanjutnya.
“Keputusan ini bukanlah akhir atau titik balik, namun merupakan langkah awal untuk lebih berkontribusi kepada bangsa dan pemerintahan dengan cara yang lebih luas dan berbeda,” ujarnya.
Miftah baru-baru ini mendapat kecaman setelah mengejek seorang penjual teh saat berbicara di forum baca di Magellan beberapa waktu lalu. Bukan hanya jaringannya saja, tapi juga Partai Gerindra pimpinan Presiden RI Prabowo Subianto.
Sejumlah petisi online baru-baru ini muncul di Change.org. Ada tujuh petisi online di Change.org yang meminta Presiden Prabowo Subianto mencopot Miftah alias Ta’im sebagai utusan khusus presiden karena mengejek penjual es teh.
Berdasarkan pantauan, petisi “Copot Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden” sudah mendapat 254.000 tanda tangan hingga Jumat pukul 10.34 WIB.
(anak-anak/anak-anak)