Jakarta, CNN Indonesia –
Stasiun Kami-Shirataki, salah satu stasiun kereta utama Jepang, berada di ambang penutupan karena kekurangan penumpang. Namun Japan Railways (JR) membatalkan penutupan tersebut setelah mengetahui siswa sekolah menengah masih melakukan perjalanan.
Terletak di pulau Hokkaido, stasiun ini sepi sejak tahun 2013, ketika lokasinya yang terpencil dan berakhirnya kereta barang membuat pejabat JR memutuskan untuk menutupnya.
Namun dari kejadian tersebut terungkap bahwa kereta di sana belum penuh karena masih ada seorang siswa SMA yang menaiki kereta tersebut menuju sekolahnya.
Mengetahui hal tersebut, pegawai JR akhirnya menyerah dan memilih untuk terus bekerja di stasiun dan mempekerjakan seorang siswa SMA hanya untuk melakukan pelatihan. JR akhirnya memutuskan untuk menunggu siswi itu selesai sebelum menutup stasiun.
Bahkan, Japan Railways menyesuaikan jadwal kereta dengan jadwal keberangkatan dan kepulangan pelajar. Saat ini, kereta di sana hanya melayani satu pelajar.
Kereta tersebut akan menjemput seorang siswa sekolah menengah di Stasiun Kami-Shirataki, membawanya ke sekolah, dan menjemputnya setelah lulus, menurut Boat Times. Siswa yang tidak disebutkan namanya itu akhirnya lulus pada 26 Maret 2016, hari penutupan stasiun tersebut.
Aksi para pekerja JR ini banyak menyedot perhatian warga Jepang dan ramai diperbincangkan di media sosial. Mereka bangga dengan pemerintah yang mengutamakan pendidikan.
“Inilah yang dimaksud dengan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, setiap warga negara penting dan tidak ada anak yang tertinggal,” kata halaman Facebook tersebut. (aura/wiw)