Batam, CNN Indonesia —
Pergerakan barang selundupan di Batam, Kepri mengalami peningkatan sebesar 6,12% dibandingkan tahun 2023, saat ini hingga akhir tahun 2024.
Hal ini diumumkan pihak bea cukai pada akhir tahun atau Desember 2024.
Yang menonjol adalah pakaian, elektronik, tekstil, lalu mesin dan obat-obatan, kata Direktur Jenderal Bea Cukai Skolani kepada wartawan di Batam, Kamis (19/12).
Petugas bea cukai menggagalkan upaya penyelundupan, yang sebagian besar merupakan pakaian bekas, pakaian, elektronik, tekstil, mesin, dan obat-obatan. Terdapat 857 kegiatan terkait upaya penyelundupan yang melibatkan total nilai barang senilai Rp387 miliar sehingga menimbulkan kerugian negara sebesar Rp77 miliar.
Hingga 10 Desember 2024, Bea Cukai Batam telah melakukan 857 operasi di bidang kepabeanan dan ekspor. Jumlah ini meningkat 6,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total estimasi nilai barang hasil proyek tersebut adalah Rp , kata Skolani. 387 miliar dengan potensi kerugian Rp 77 miliar.
Termasuk, kata dia, antara 4 November hingga 10 Desember 2024, Bea Cukai Batam telah melakukan 364 operasi di bidang kepabeanan dan ekspor.
Ia mengatakan Batam merupakan kawasan perdagangan bebas atau zona bebas bea. Batam juga diperkirakan akan meningkatkan penyelundupan karena letak geografisnya yang berbatasan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia sehingga menarik bagi para penyelundup.
Oleh karena itu, dia menekankan komitmen petugas untuk memantau kapal yang masuk ke Batam dengan mematikan Automatic Identification System (AIS).
“Sistem yang kami miliki dengan seluruh instansi pemerintah penting untuk melindungi Batam dari aktivitas ilegal,” kata Skolani.
Sementara itu, Deputi V Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan Espe Zainal menegaskan, jika ada alat yang diduga membantu penghentian penyelundupan barang di Batam, juga akan diproses secara hukum.
“Saya kira betul pak, tergantung bagaimana aparat penegak hukum bekerja,” singkatnya.
Selain itu, pihaknya mendorong Dirjen Bea Cukai untuk dapat bekerja sama dengan kementerian, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memberantas impor ilegal, khususnya melalui Batam.
“Ini yang coba kita dorong untuk lebih meningkatkan efisiensi kementerian dan ini merupakan pernyataan jelas dari departemen pemerintah, khususnya Dirjen Bea Cukai, bahwa TNI-Polri akan menegakkan hukum. Aparat didukung.
(anak/arp)