Jakarta, CNN Indonesia —
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau memutuskan untuk mengundurkan diri di tengah krisis pemerintahan dan meningkatnya seruan agar dia mundur.
Dalam pernyataannya pada Senin (1 Juni), Trudeau mengatakan dia akan mengundurkan diri setelah Partai Liberal, sebagai partai yang berkuasa di negara itu, menemukan penggantinya. Selama jangka waktu tersebut, ia akan terus menjabat sebagai Perdana Menteri Kanada.
Menurut Trudeau, Kanada “berhak mendapatkan pilihan nyata” dalam pemilihan umum berikutnya. Ia pun mengaku bukan lagi pilihan yang tepat untuk memimpin partai menuju kemenangan.
Pernyataannya menunjukkan bahwa krisis di pemerintahannya menjadi alasan pengunduran dirinya. Ia mengklaim ada “perang internal” yang tidak bisa ia hadapi.
“Negara ini layak mendapatkan pilihan nyata dalam pemilihan umum berikutnya, dan saya melihat dengan jelas bahwa jika terjadi pergulatan internal, saya tidak bisa menjadi pilihan terbaik dalam pemilihan tersebut,” kata Trudeau.
Kepemimpinan Bpk. Trudeau, yang telah menjabat selama sembilan tahun, berada dalam kondisi goyah setelah Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Chrystia Freeland tiba-tiba mengundurkan diri.
Freeland adalah salah satu menterinya yang paling berkuasa dan setia. Freeland mengundurkan diri karena tidak setuju dengan kebijakan ekonomi Trudeau, yang dianggap sebagai “hadiah” pra pemilu untuk menarik suara sebagian pemilih.
Kebijakan tersebut dapat mencakup pembebasan pajak penjualan selama dua bulan di Kanada, serta potongan harga sebesar C$250 untuk sebagian besar pekerja.
Menurut Freeland, Kanada tidak dapat menerapkan kebijakan ini, sebagian karena Ottawa menghadapi ancaman serius berupa potensi tarif besar yang dikenakan oleh Presiden terpilih AS Donald Trump.
Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif sebesar 25% pada semua barang Kanada yang masuk ke Amerika Serikat setelah ia menjabat.
Namun, Trudeau belum memberikan tanggapan ketika ditanya wartawan apakah pengunduran diri Freeland menjadi dasar keputusannya untuk mengundurkan diri.
Selain Freeland, beberapa anggota parlemen Kanada juga baru-baru ini menyerukan agar Trudeau segera mengundurkan diri. Akibatnya, popularitas Trudeau di mata masyarakat anjlok.
Jajak pendapat Ipsos pada bulan September menemukan bahwa hanya 26% responden mengatakan Trudeau adalah pilihan mereka sebagai perdana menteri. (blq/dna)