Jakarta, CNN Indonesia —
Kebakaran di Los Angeles semakin membesar dan berkobar sejak 7 Januari, menghancurkan rumah ibadah, termasuk masjid.
Tempat ibadah di Pasadena dan Altadena, termasuk sinagoga, gereja, dan masjid. Masjid Al-Taqwa merupakan salah satu masjid yang hancur dalam kebakaran tersebut.
Sebagai surga bagi komunitas Muslim, masjid ini telah menjadi daya tarik bagi kaum muda, pelajar, dan profesional selama 20 tahun terakhir.
“Banyak keluarga menyebutnya rumah kedua mereka,” kata imam masjid Junaid Asi, seperti dikutip Time, AP melaporkan.
Masjid Al-Taqwa, yang didirikan oleh warga Afrika-Amerika, belakangan ini menjadi tempat berkumpulnya komunitas Muslim di kawasan tersebut. Bagian belakang masjid lebih sebagai tempat berkumpul dibandingkan tempat anak-anak kecil menggambar saat berbuka puasa di bulan Ramadhan.
“Ini cara kami menunjukkan rasa kepemilikan kami [terhadap masjid],” kata Asi.
Profesor Universitas Redlands, Samar Ghannoum, telah salat di masjid tersebut sejak tahun 1990an. Putra Ghannoumi menyampaikan kabar duka kebakaran Masjid Al-Taqwa.
“Saat dia sambil menangis berkata, ‘Bu, masjidnya terbakar,’ hati saya hancur,” kata Ghannoom.
Beberapa saat sebelum pembakaran al-Taqwa, Ghannoum melaksanakan salat Dzuhur di masjid lain dan jamaahnya salat istisqa atau hujan.
Pengumpulan dana untuk pemugaran masjid telah dimulai. Sementara lokasi masjid terdekat lainnya untuk salat Jumat akan dikomunikasikan kepada masyarakat. Menjelang Ramadhan, Masjid Al-Taqwa berharap dapat menemukan tempat berkumpulnya jemaah.
Masyarakat juga turut berduka atas hancurnya Gereja Komunitas Altadena.
“Ini mengejutkan. Ini mengingatkan kita betapa rapuhnya kehidupan ini,” kata Pendeta Paul Tellstrom.
Sinagoga berusia 80 tahun itu tidak selamat dari amukan ayam merah yang melahap kawasan itu. Hanya gulungan Taurat yang bisa diselamatkan jemaah.
“Hampir tidak ada yang tersisa kecuali tembok dan ruang kosong,” jelas Melissa Levy, direktur eksekutif Pasadena Jewish Center. (nv/rds)