Jakarta, CNN Indonesia
Ribuan pendukung dan penentang Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol turun ke jalan untuk berdemonstrasi di Seoul pada Sabtu (11/11).
Polisi dan penyelidik kembali bersiap untuk menangkap Yun setelah presiden dicopot dari parlemen karena darurat militer.
Kepolisian Korea Selatan dan Biro Investigasi Korupsi (CIO) atau KPK sebelumnya gagal menangkap Yoon setelah bersikeras menangkapnya dan menginap di rumah dinas presiden.
Saat itu, para pendukung Yun memenuhi kediaman presiden untuk memprotes penangkapannya.
Para penggemar kembali turun ke jalan di udara sedingin es di Seoul untuk memprotes penangkapan Yun. Mereka menyebut tuduhan Yun ilegal.
Ribuan pengunjuk rasa anti-Yun juga turun ke jalan pada waktu dan tempat yang sama. Mereka meminta polisi Korea Selatan dan KPK segera menangkap Yoon.
Situasi politik di Korea Selatan meningkat setelah Yun memberlakukan darurat militer, yang menyebabkan dakwaan parlemen dan surat perintah pengadilan atas penangkapannya. Yun sendiri langsung bersembunyi untuk melawan penangkapan.
Seorang mahasiswa pengunjuk rasa di Seoul telah meminta polisi Korea Selatan dan KPK untuk segera menangkap Yoon.
“Meskipun kami telah melakukan upaya terbaik, dia terus menghindari tanggung jawabnya dan baik polisi maupun CIO tidak mengambil tindakan serius,” kata Kim Min Ji.
“Penting bagi kami untuk terus melakukan pembicaraan sampai dia benar-benar dicopot dari jabatannya.
Sementara itu, salah satu pengunjuk rasa pro-Yoon, Su Yo Han, mengatakan keputusan presiden menerapkan darurat militer sudah tepat. Pria berusia 71 tahun ini yakin darurat militer harus diberlakukan di tengah upaya pasukan anti-negara.
“Dia (Yun) adalah pria yang dipilih oleh rakyat dan simbol negara kita. “Menyelamatkannya adalah cara untuk menyelamatkan negara kita.”
Pendukung Yun telah melakukan protes sejak jam 1 siang waktu setempat di Seoul. Sementara pendukung Yun berunjuk rasa pada pukul 14.30 waktu setempat. (Baca / Baca)