Jakarta, CNN Indonesia —
Warga Korea Selatan berebut membatalkan tiket Jeju Air setelah kecelakaan pesawat pada Minggu (29/12) yang menewaskan 179 orang.
Perusahaan Jeju Air Co. Pada Senin (30/12) dilaporkan sebanyak 68.000 reservasi penerbangan dibatalkan hingga pukul 13.00.
33.000 diantaranya merupakan penerbangan domestik, dan 34 sisanya merupakan penerbangan internasional.
Menurut maskapai tersebut, sebagian besar pemadaman listrik terjadi setelah pukul 09:00 pada hari Minggu pagi. Di sinilah Jeju Air penerbangan 7C2216 jatuh saat mendarat di Bandara Internasional Muan.
Selain Jeju Air, agen perjalanan lokal juga melaporkan pembatalan paket wisata mereka menyusul krisis yang terjadi pada hari Minggu. Banyak dari mereka yang akhirnya berhenti beriklan dan beriklan di media.
“Pada hari Minggu, kami menerima sekitar 40.000 permintaan pembatalan,” kata seorang agen perjalanan yang tidak mau disebutkan namanya.
“Kami melihat jumlah pembatalan dua kali lipat dari biasanya dan penurunan kebangkrutan sebesar 50 persen,” lanjutnya seperti dilansir Yonhap.
Jeju Air Penerbangan 7C2216 jatuh saat mendarat di Bandara Internasional Muan Korea Selatan pada hari Minggu. Akibat kecelakaan ini, 179 orang, termasuk 175 penumpang dan empat awak kapal, meninggal dunia.
Menurut laporan, hanya dua pekerja yang selamat dalam kecelakaan tersebut.
Sebuah pesawat dari Bangkok, Thailand menabrak beton dekat pagar bandara setelah mendarat di Muan tanpa roda pendaratan.
Sejauh ini, sejumlah pengamat dan laporan penerbangan menunjukkan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh serangan burung (birds) dan cuaca buruk.
Menurut pemadam kebakaran Korea Selatan, kedua faktor inilah yang menyebabkan mesin tidak berfungsi. Namun penjelasan detail alasannya akan dirilis setelah selesainya penyelidikan bersama. (baca/baca)