Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Tiongkok Xi Jinping bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (23 Oktober) untuk membahas situasi internasional saat ini.
Dalam kesempatan tersebut, Xi Jinping menyampaikan bahwa Tiongkok dan Rusia harus melindungi sistem yang berpusat pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menjaga stabilitas global.
“Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan kekuatan besar dunia, Tiongkok dan Rusia harus memperluas koordinasi strategis yang komprehensif,” kata Xi Jinping dalam laporan China Central Television, seperti dikutip TASS.
Dia kemudian berkata: “[Negara-negara juga harus] bekerja sama secara erat dan mengoordinasikan tindakan mereka dalam struktur multilateral seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Kerja Sama Shanghai.”
Dalam beberapa tahun terakhir, PBB dan Dewan Keamanan khususnya mendapat kecaman.
Banyak pihak menilai Dewan Keamanan PBB tidak kompeten dan gagal menjalankan perannya menjaga perdamaian seiring berlanjutnya agresi Israel.
Salah satu anggota Dewan Keamanan PBB yang juga sekutu dekat Israel, AS, juga kerap memveto resolusi yang mengarah pada gencatan senjata di Gaza.
Pada saat yang sama, Dewan Keamanan PBB mengkritik Rusia karena melancarkan invasi ke Ukraina.
Xi Jinping dalam kesempatan itu juga menyebutkan bahwa kerja sama kedua negara semakin meningkat ketika dunia sedang bergejolak.
Meskipun situasi dunia sedang kacau dan rumit, namun kerja sama perdagangan dan ekonomi kedua negara terus berkembang di bidang lain, kata XI.
Pertemuan antara Xi Jinping dan Putin terjadi di sela-sela KTT BRICS di Kazan, Rusia. Pertemuan forum ini berlangsung pada tanggal 22 hingga 24 Oktober.
Selain itu, Xi berharap Tiongkok dapat mengembangkan kerja sama strategis dan praktis di antara negara-negara anggota BRICS.
BRICS menghadapi Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Pada tahun 2023, organisasi ini memiliki 10 anggota, termasuk Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Ethiopia.
“Untuk meraih peluang baru bagi negara-negara berkembang,” kata Xi Jinping.
Tiongkok dan Rusia juga menunjukkan peningkatan hubungan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. (isa/bac)