Jakarta, CNN Indonesia —
Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK Antonius N.S. Kosasih diduga melakukan korupsi keuangan pada kegiatan penanaman modal tahun anggaran 2019.
Penangkapan ini dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi setelah pemeriksaan terhadap Antonios Kosasieh selesai pada Rabu malam (8/1) ini.
Kasus tersebut juga melibatkan CEO Insight Investments Management (IIM) Ekiawan Heri Primaryanto. Namun orang yang dimaksud tidak ditangkap.
“Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) kemudian melakukan penahanan terhadap tersangka ANSK pada tanggal 8 Januari hingga 27 Januari 2025 selama 20 hari pertama. Korupsi Putih,” kata Direktur Investigasi ASP. Guntur Rahayu di kantornya, Jakarta, Rabu (8/1) malam WIB.
Berdasarkan laporan Komisi Pemberantasan Korupsi, pemerintah mengalami kerugian sedikitnya Rp200 miliar dari dana investasi PT Taspen senilai Rp1 triliun di reksa dana RD I-Next G2 yang dikelola PT IIM.
Dalam pemeriksaan yang berlangsung, KPK melakukan serangkaian pemeriksaan di dua rumah direktur PT IIM di Kuja, Jakarta Utara dan rumah mantan direktur PT Taspen di Jakarta Selatan. Dan juga afiliasi PT IIM di SCBD, Jakarta Selatan.
Dari hasil penggeledahan, Komisi Pemberantasan Korupsi menyita dokumen, surat, dan alat bukti elektronik (BBE).
Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) juga menyita uang brokerage fee sebesar Rp2,4 miliar untuk kegiatan investasi PT Taspen dengan manajer investasi yang tidak patuh.
Sebelumnya, pada Rabu, 31 Juli 2024, Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) mengamankan sejumlah dokumen dan BBE saat melakukan pemeriksaan di Kantor Sekuritas di kawasan Jakarta Pusat.
KPK juga menggeledah tujuh tempat di tempat berbeda. yakni dua rumah yang berlokasi di Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur. Rumah di Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat; sebuah rumah di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan; dan satu unit di Apartemen Belza, Jakarta Selatan.
Lalu ada kantor swasta di Kantor 8 Bini SCBD, Jakarta Selatan dan kantor PT Taspen (Persero), Jakarta Pusat.
Dalam pemeriksaan tersebut, tim peneliti menemukan dan menyita sejumlah dokumen seperti catatan investasi keuangan, alat elektronik, dan sejumlah mata uang asing yang diduga terkait dengan kasus ini. (ryh/wiw)