Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan operator seluler kompak menguji rekaman menggunakan metode verifikasi biometrik pengenalan wajah.
“Kami pastikan Opsel saat ini sudah diuji dan mereka mempunyai tekad yang sama bahwa biometrik penting untuk mencegah kejahatan menggunakan kartu SIM atau NIK (Nomor Induk Kependudukan) NOKK (Nomor Kartu Keluarga),” kata Kepala Kantor Pos Dany Suwardany. Pengendalian dan Teknologi Informasi Kemenkominfo di sela-sela Forum Bisnis Seluler, Jakarta, Selasa (8/10).
Soal eksekusi, Dany belum bisa memastikan kapan akan dilakukan. Namun, kata dia, ke depan pihaknya akan melakukan rapat koordinasi dengan Dukcapil untuk menentukan apakah pihaknya siap menerapkan cara tersebut.
“Kemudian harus ada beberapa hal yang perlu disetujui di Dukcapil agar infrastrukturnya siap. Lalu mungkin dalam waktu dekat kita bisa mencoba mengadakan rapat koordinasi dengan Dukcapil untuk penerapan biometrik,” ujarnya. .
Lebih lanjut, Dany menuturkan, perlu adanya bimbingan teknis untuk pelaksanaan secara massal. Ia mengatakan, petunjuk teknis ini masih dalam tahap persiapan.
XL Axiata dan Telkomsel menguji teknologi pengenalan wajah ini untuk registrasi kartu SIM.
Dany mengatakan Indosat akan melakukan uji coba pada hari ini (8/10), Selasa.
Namun Dany belum mengetahui kapan tes serupa akan dilakukan Smartfren.
Teknologi verifikasi dengan pengenalan wajah disebut memiliki keunggulan dibandingkan NIK dan NOKK dalam verifikasi data pengguna.
Perlunya menunjukkan contact person saat proses verifikasi membuat metode registrasi yang menggunakan pengenalan wajah semakin sulit dipalsukan.
Apalagi, Dany belum bisa berbagi banyak informasi mengenai penerapan teknologi tersebut.
Namun mekanisme akses data wajah dari Dukcapil akan berlaku seperti akses NIK dan NOKK sebelumnya, dimana operator seluler hanya akan mengakses data Dukcapil per registrasi dan tidak memiliki akses terus menerus terhadap data Dukcapil. (lom/dmi)