Jakarta, CNN Indonesia —
Hasim Jalal, diplomat senior dan pakar hukum maritim Republik Indonesia, akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalabata di Jakarta pada Senin (13/1). Menteri Luar Negeri Sogiano akan menjadi inspektur pemakaman.
Putra kedua almarhum, Dino Pati Jalal, rencananya akan menguburkan ayahnya pada pukul 15.00 WIB. Ia mengatakan, masyarakat diperbolehkan mengikuti pemakaman tersebut.
Tentu kami berterima kasih kepada Pak Sogiano Menlu yang datang hari ini untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Pak Hasjam, kata Dino di rumah duka Jakarta, Jalan Taman Sulandak III, Minggu malam (12/1). . . Antara
Ia mengatakan, mendiang ayahnya sudah lama sakit. Namun, menurutnya, Hajem Jalal masih hidup hingga saat ini meski sudah dua kali terjangkit COVID-19 selama pandemi.
Beberapa waktu lalu ayahnya diketahui mengidap penyakit kanker. Namun ia mengatakan penyebab kematiannya bukan kanker melainkan komplikasi lain.
“Jadi dia pejuang banget. Dan beberapa hari belakangan ini saya ngobrol sama Menlu, padahal beliau selalu bergumam, selalu soal kebijakan luar negeri, selalu soal hukum maritim internasional,” tuturnya.
Mantan wakil menteri luar negeri tersebut mengatakan bahwa Khashoggi adalah diplomat kuat yang mendorong ratifikasi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982. Dalam konvensi ini, Republik Indonesia meratifikasi wilayah tersebut. Kepulauan ini merupakan bagian dari hukum internasional, yang sebelumnya ditentang oleh negara lain.
Saya harap kita mengapresiasi pengabdiannya kepada negara, ujarnya.
Hasim Jalal meninggal dunia dalam usia 90 tahun di Jakarta pada Minggu pukul 16.40 WIB. Lahir pada tahun 1934, Hasim Jalal merupakan diplomat kawakan Indonesia yang pernah menjabat sebagai Duta Besar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1981 hingga 1983, kemudian ke Kanada pada tahun 1983 hingga 1985, dan ke Jerman pada tahun 1990 hingga 1993.
Hasim dikenal sebagai salah satu diplomat Indonesia yang berjasa dalam penyusunan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) yang diadopsi pada tahun 1982.
Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan, bersama Menteri Luar Negeri RI saat itu Mochitar Kusmatmadja, Khajim berperan dalam perjuangan pembentukan negara kepulauan dan berwawasan nusantara dalam misi Honda. Deklarasi tersebut, agar diakui dunia internasional. (antara/fra)