Jakarta, CNN Indonesia —
Ahmad Haikal Hassan, Kepala Badan Penjaminan Produk Halal (BPJPH), mengapresiasi usaha kecil dan mikro (UMK) yang menjadikan sertifikasi halal sebagai nilai tambah ekonomi produknya, menjadikan produknya lebih kompetitif bahkan menembus pasar ekspor.
Hal itu diungkapkan Kepala BPJPH menanggapi beberapa ‘kisah sukses’ UMK yang mampu memasuki pasar ekspor produknya setelah mendapat sertifikat Halal BPJPH.
“Kami mengapresiasi UMK yang bekerja keras dalam bisnis kami dan menjadikan (sertifikasi) halal ini sebagai nilai jual yang unik. Produk mereka berkualitas tinggi dan kompetitif sehingga memungkinkan mereka menembus pasar ekspor.” Hal ini diungkapkan Kepala BPJPH DKI Jakarta, Ahmad Haikal Hasan, Rabu (8/1).
“Hal ini membuktikan sertifikasi halal menjadi bagian penting dalam penguatan ekspor produk halal yang tentunya akan berdampak positif bagi perekonomian nasional kita. Akan meningkatkan minat masyarakat,” tambah Babe Hykel.
Babe Haikel jelas tidak melebih-lebihkan. Pasalnya, pengakuan banyak pengusaha membuktikan kebenarannya. UMK Hari Mastutik, produsen jajanan sayur dan buah goreng asal Batu, Jawa Timur, mengaku sukses membawa produknya ke luar negeri setelah mendapat sertifikasi halal.
“Awalnya bisnis ini ramai, tapi insya Allah tidak ada yang tidak mungkin.” Saat ini saya sudah berhasil mengekspor produk saya ke banyak negara dan memang benar saya membutuhkan sertifikat halal untuk masuk ke negara tersebut. Singapura,” Sidomulio, Desember lalu. Kota Batu ujar perempuan yang akrab disapa Tutik di Jawa Timur itu.
Negara-negara pengekspor pada awalnya menolak akses terhadap produk mereka, kata Tutik. Makanya waktu itu mereka minta sertifikat halal kepada saya. Lalu saya langsung menghubungi Satgas Halal Kota Batu dan alhamdulillah. Terima kasih sudah cukup. bantu, produknya dapat sertifikat halal,” jelas Momchipz kepada pemilik merek Famchips.
Dalam menjaga konsistensi produk halal, Tuttik patut ditiru oleh UMK lainnya. “Kami sangat menjaga kebersihan terutama proses produksi untuk menjaga kualitas produk yang kami kirim. Saat ini kami sedang menyiapkan 1 kontainer berisi 15.000 paket (barang) untuk pembeli dari Perancis dan negara-negara Arab Amerika. Emirates tidak melakukannya memenuhi standar mereka dan tidak akan kembali,” jelas perempuan berusia 64 tahun itu.
Elise, pengusaha pembuat tuna wrap asal Bali, menceritakan pengalaman serupa. Elis mengatakan dengan adanya sertifikat Halal, produknya akan semakin menambah kepercayaan konsumen. Bahkan jaringan pemasaran pun semakin luas.
“Memiliki label halal membuat pembeli lebih percaya terhadap produk kami karena mereka yakin bahwa produk tersebut halal.” kata Alice.
“Alhamdulillah setelah mendapat sertifikat halal, peredarannya meningkat, alhamdulillah sudah menjangkau seluruh Indonesia, dan sekarang sudah sampai ke luar negeri dan Singapura, alhamdulillah.” Elise melanjutkan cerita ini.
Pada awalnya, Udin dari UMK, produsen keripik pisang asal Semarang, menceritakan kisah suksesnya. Ia mencoba memproduksi keripik pisang dari lahan pertaniannya dan kini ia telah berhasil mengekspor produknya ke banyak negara.
“Saya bersyukur dan bersyukur kepada pemerintah yang telah memberikan kemudahan bagi saya untuk mengembangkan usaha saya. Dengan bimbingan dari dinas dan BPJPH, produk saya diizinkan dan menjadi halal (bersertifikat halal).” Udin mengatakan produk pisang goreng tersebut dipasarkan ke beberapa negara.
(Agustus/Agustus)