Jakarta, CNN Indonesia —
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membagikan dividen interim sebesar Rp 20,46 triliun kepada pemegang saham dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke-129. Keputusan ini menegaskan komitmen perusahaan untuk menciptakan nilai ekonomi tambahan bagi pemegang saham sekaligus merayakan perjalanan panjang perekonomian Indonesia.
Merujuk keterbukaan informasi yang dirilis perseroan, dividen interim TA 2024 senilai Rp 135 per saham. Dari total nilai tersebut, Pemerintah RI akan mendapat Rp10,88 triliun sebagai pemegang saham mayoritas, sedangkan Rp9,58 triliun akan dialokasikan kepada pemegang saham publik.
Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, pembagian dividen interim ini mencerminkan kinerja keuangan BRI yang sehat sekaligus apresiasi para pemegang saham yang terus mendukung perjalanan perseroan memasuki usia ke-129. Perseroan juga memastikan pembagian dividen interim ini tidak merugikan modal.
Di sisi lain, seluruh kebutuhan investasi terpenuhi dan cadangan cukup disediakan untuk berbagai risiko, ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (16/12).
Pada saat ini, pembagian dividen interim tersebut akan mengikuti jadwal sebagai berikut:
1. Publikasi Jadwal dan Tata Cara : 16 Desember 2024
2. Dividen Kumulatif: Pasar Reguler dan Negosiasi: 24 Desember 2024 Pasar Uang: 30 Desember 2024
3. Ex Dividen: Pasar Reguler dan Negosiasi: 27 Desember 2024 Pasar Uang: 2 Januari 2025
4. Tanggal Pencatatan: 30 Desember 2024
5. Pembayaran Dividen : 15 Januari 2025
Sebagai informasi, hingga akhir kuartal III 2024 BRI mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp45,36 triliun secara konsolidasi. Di sisi intermediasi, BRI mampu menyalurkan kredit senilai Rp1.353,36 triliun hingga akhir September 2024 atau meningkat 8,21% year-on-year (yoy).
Dari total penyaluran kredit tersebut, sebanyak 81,70% atau sekitar Rp1.105,70 triliun dikreditkan ke sektor UMKM. Pertumbuhan penyaluran kredit yang positif ini menyebabkan aset BRI meningkat 5,94% menjadi Rp 1.961,92 triliun.
Seiring dengan pertumbuhan penyaluran kredit, BRI juga dapat mengelola kualitas asetnya dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) BRI yang membaik, dimana NPL tercatat sebesar 2,90% pada Triwulan III 2024, atau membaik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,07%.
Di luar NPL, perseroan mampu mencatatkan perbaikan rasio utang terhadap risiko (LAR) dari 13,80% pada akhir Q3 2023 menjadi 11,66% pada akhir Q3 2024.
Melalui langkah tersebut, BRI kembali menunjukkan konsistensi dalam memberikan nilai bagi pemegang saham dengan tetap menjaga stabilitas bisnis. Dengan semangat inovasi dan komitmen terhadap segmen UMKM, perusahaan bergerak maju menciptakan peluang-peluang baru dan meraih lebih banyak kesuksesan di masa depan.
(jarang/jarang)