Jakarta, CNN Indonesia
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menjelaskan mengapa industri berbasis teknologi di Indonesia masih kecil.
Menurut dia, hal ini karena iptek tidak termasuk dalam perguruan tinggi Tanah Air.
“Negeri kita kaya sumber daya manusianya, kaya sumber dayanya. Mengapa kita kekurangan industri yang berbasis teknologi? Jadi kita harus berkaca. Mengapa demikian?” Stella Stella berbicara kepada fun-eastern.com di Jakarta, Rabu (23 /10).
“Ini kembali ke permasalahan yang saya sebutkan di awal. Kita masih belum mengintegrasikan iptek langsung ke universitas. Jadi masih sedikit sekali kita yang melakukan iptek ini gan,” imbuhnya.
Stella mengatakan jika perguruan tinggi terkonsentrasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi, maka hal itu akan berdampak pada industri.
Wakil Menteri Harvard mengatakan ada kesenjangan antara pengajaran dan pembelajaran di universitas dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Stella mengatakan kesenjangan tersebut disebabkan penelitian kurang ditekankan oleh para guru. Profesor juga tidak memfasilitasi penelitian.
Menurutnya, penelitian harus menjadi nomor satu bagi para profesor dan “pengajaran harus menjadi nomor satu setengah”.
“Hal itulah yang akan menjadikan sistem belajar mengajar kita di perguruan tinggi mengikuti evolusi aliran ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata psikolog kognitif tersebut.
Stella mencontohkan bagaimana negara-negara seperti Amerika Serikat (AS) dan China mendorong profesornya untuk melakukan penelitian. Profesor bisa mendapat pemotongan gaji jika tidak melakukan penelitian.
Ekosistem penelitian seperti ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi dosen, tetapi juga mahasiswa. Pasalnya, mahasiswa dapat mempresentasikan langsung ilmu pengetahuan modern dan ide-ide para profesor yang berusaha menghasilkan ilmu baru.
Selain itu, Stella akan berupaya mentransformasi ekosistem penelitian di Indonesia demi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di tanah air.
Namun upaya tersebut tidak bisa ia lakukan sendirian dan memerlukan kerja sama pihak lain.
“Itu pekerjaan rumah yang sulit karena ekosistem tidak bisa diubah dari satu kementerian ke kementerian lain,” ujarnya.
“Tapi Pak Prabowo sudah berpesan agar kita melakukan hal yang mustahil. Jadi kita akan bekerja ke arah itu. Cara kita merangkul iptek, pengembangan iptek itu langsung di universitas.”
(lom/dmi)