Jakarta, CNN Indonesia —
Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) Amerika Serikat (AS) mengungkapkan pihaknya mencegat total 6.678 senjata api di pos pemeriksaan keamanan bandara selama setahun terakhir, hampir semuanya berisi peluru.
Statistik tersebut dirilis oleh TSA pada hari Rabu, dan badan tersebut melaporkan bahwa karyawan telah mencegah senjata api memasuki area aman di bandara dan di dalam pesawat.
Angka tersebut hanya turun tipis dibandingkan jumlah intersepsi pada tahun 2023 yang mencapai 6.737 pucuk senjata api yang ditemukan di pos pemeriksaan keamanan bandara. Pada tahun 2022, jumlahnya akan mencapai 6.542.
Sekitar 94% senjata api yang ditemukan sepanjang tahun 2024 berisi peluru. TSA mengatakan pihaknya menyaring lebih dari 904 juta orang tahun lalu, yang berarti badan tersebut mencegat 7,4 senjata api untuk setiap satu juta orang.
Meski jumlahnya turun dibandingkan tahun 2023, Administrator TSA David Pekoske mengatakan satu senjata api di pos pemeriksaan terlalu banyak.
“Senjata api menimbulkan risiko keselamatan bagi staf kami dan semua orang di pos. Senjata itu juga mahal dan memperlambat operasi,” jelas Pekoske, seperti dilansir The Independent.
“Jika orang yang membawa senjata api hendak melakukan perjalanan, kami ingatkan bahwa senjata api harus diturunkan, dikunci dalam wadah berdinding keras, diberitahukan kepada maskapai di meja check-in, dan diangkut dengan bagasi terdaftar,” tambahnya.
Di antara bandara dengan jumlah senjata api tertinggi yang dicegat adalah Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta di Georgia, yang menemukan 440 senjata api di dalam tas jinjing. Hartsfield-Jackson juga merupakan bandara terbesar pada tahun 2023, dengan jumlah bandara lebih banyak dibandingkan tahun 2024.
Tepat di bawah Hartsfield-Jackson dalam daftar tahun 2024 adalah Bandara Internasional Dallas Fort Worth di Texas dengan 390 senjata api (12 lebih banyak dari tahun 2023), diikuti oleh bandara Texas lainnya, Bandara Antarbenua George Bush, dengan 272 senjata api (berkurang 39).
Yang melengkapi lima besar adalah Bandara Internasional Phoenix Sky Harbor dengan 247 senjata api yang ditemukan (naik 235) dan Bandara Internasional Nashville dengan 188 (tidak berubah dari tahun 2023). Secara total, ada 277 bandara AS tempat senjata api ditemukan di pos pemeriksaan keamanan tahun lalu.
Ketika senjata api terdeteksi di pos pemeriksaan keamanan, petugas keamanan transit akan segera menghubungi polisi setempat, yang akan mengeluarkan orang tersebut dan senjata api dari area tersebut. Meskipun peraturan setempat berbeda-beda, polisi dapat menangkap atau menyetrum orang yang membawa senjata api.
Mereka yang membawa senjata api ke pos pemeriksaan TSA akan menghadapi hukuman perdata maksimum sebesar US$14.950 (Rs 244 juta) dan kelayakan TSA PreCheck mereka akan dicabut setidaknya selama lima tahun. PreCheck memungkinkan penumpang mempercepat proses pemeriksaan keamanan tanpa melepas sepatu, laptop, cairan, ikat pinggang, atau jaket tipis.
Orang tersebut juga akan menjalani pemeriksaan yang lebih ketat untuk memastikan tidak ada ancaman lain, yang menurut TSA memerlukan waktu lebih lama. (wah/wah)