Jakarta, CNN Indonesia —
‘Kapal besar’ Pemerintah Indonesia yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera tiba.
Selama lebih dari sepuluh tahun, Jokowi menghadapi banyak kendala dan konflik di seluruh dunia, mulai dari epidemi Covid-19, perang antara Rusia dan Ukraina, serta serangan Israel ke Palestina.
Jokowi berupaya membawa Indonesia keluar dari jebakan krisis agar bisa tampil di hadapan para pemain dunia.
Di bawah kepemimpinan Jokowi, Indonesia telah menjadi negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Indonesia juga menjadi negara dengan pengaruh kuat yang terdengar di berbagai pertemuan dunia.
Dari 10 tahun pemerintahan Jokowi, lima tahun terakhir merupakan masa tersulit. Masa ‘Yatra’ penuh dengan ‘badai’ masalah dan konflik di dunia.
Penyakit Covid-19 telah menyebabkan resesi global, dan hampir semua negara menghadapi kemerosotan ekonomi bahkan resesi. Seperti banyak negara lainnya, Indonesia sedang menghadapi masa-masa sulit.
Rupee melemah terhadap dolar AS, pengangguran meningkat, rantai pasokan global bergeser, dan investasi menyusut.
Belum pulih dari epidemi, dunia kembali terguncang pasca perang di Eropa Timur. Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, menyebabkan harga minyak dan biji-bijian naik. Rupee terdepresiasi dan pasar saham kembali melemah.
Seolah belum cukup, belakangan ini Timur Tengah juga sedang dilanda gejolak. Israel melancarkan serangan militer ke Jalur Gaza Palestina pada Oktober 2023, yang ditanggapi dengan serangan regional dari beberapa sekutu Iran, termasuk Iran.
Meski terus diterpa badai, Indonesia berhasil bangkit. Di bawah pemerintahan Jokowi, Negara Republik Indonesia (RI) mempunyai peranan penting dalam berbagai urusan dunia.
Perekonomian Indonesia berkembang pesat pasca pandemi
Pandemi Covid-19 telah mengganggu perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
Sebelum pandemi, pertumbuhan ekonomi Negara Republik Indonesia (RI) pada triwulan I 2019 sebesar 5,06 persen. Setelah pandemi pada tahun 2020, angka tersebut turun menjadi 2,97 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin menurun menjadi 0,69 persen pada tahun 2021.
Meski mengalami penurunan tajam, perekonomian negara diperkirakan akan pulih menjadi 5,01 persen pada tahun 2022, seiring dengan momen Ramadhan dan Idul Fitri yang mulai dilonggarkan dan disambut gembira masyarakat luas setelah dua tahun berturut-turut melakukan pembatasan. .
Setahun kemudian, pada tahun 2023, perekonomian Indonesia tumbuh tipis menjadi 5,04 persen. Dan pada triwulan I tahun 2024, Indonesia mampu mencapai 5,11 persen.
“Ini merupakan pertumbuhan tertinggi pada triwulan I pada periode 2019 hingga 2024,” kata Kepala PLT Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Vidyashanti pada 6 Mei 2024. Ia mendorong Myanmar menghentikan kekerasan
Krisis politik Myanmar yang muncul pasca kudeta militer pada Februari 2021 merupakan salah satu konflik yang melanda Indonesia di era Jokowi.
Krisis tersebut meletus ketika masyarakat Myanmar memprotes kudeta militer. Militer menanggapinya dengan perlawanan dan penindasan, yang mengakibatkan banyak kematian warga sipil.
Sebulan setelah kejadian tersebut, Presiden Jokowi meminta pihak militer menghentikan segala bentuk kekerasan. Jokowi mendesak Ketua ASEAN Brunei Darussalam mengadakan pertemuan darurat tingkat tinggi ASEAN untuk membahas krisis di Myanmar.
Pada 24 April 2021, para pemimpin ASEAN bertemu di Jakarta. Pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing juga menghadiri pertemuan ini.
Pertemuan tersebut menghasilkan Five Point Consensus (5PC) yang antara lain menyerukan diakhirinya kekerasan di Myanmar, dan menyerukan perundingan efektif untuk mencari solusi damai.
Ia kemudian menyampaikan bahwa ASEAN dapat memfasilitasi mediasi, mengusulkan agar ASEAN dapat memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Center, dan mengusulkan agar ASEAN dapat mengirimkan utusan khusus ke Myanmar.
Meskipun 5PC telah disetujui, krisis di Myanmar terus meningkat dan memburuk. ASEAN geram karena janji junta Myanmar untuk menerapkan 5PC terkesan hanya formalitas belaka.
Myanmar akhirnya dilarang menghadiri semua KTT ASEAN. Hanya perwakilan non-politik yang diperbolehkan menghadiri pertemuan tingkat menteri luar negeri dan pertemuan ASEAN.
Jokowi sendiri mengatakan permasalahan di Myanmar bisa diselesaikan “jika ada kemauan politik dari semua pihak di Myanmar”.
Bersambung di halaman berikutnya…