Jakarta, CNN Indonesia —
Pesta Blake Lively itu menanggapi langkah Justin Baldoni yang merilis foto-foto lokasi syuting It Ends With Us. Cuplikan adegan dansa tersebut dirilis untuk membantah tuduhan Lively bahwa Baldoni berperilaku tidak pantas selama pembuatan film.
Mannatt, Phelps & Phillips dan Wilkie Farrar & Gallagher, selaku kuasa hukum, mengklaim bahwa video yang dirilis Baldoni membuktikan semua tuduhan Lively terhadap aktor dan sutradara tersebut.
“Justin Baldoni dan pengacaranya berharap langkah ini akan membantah bukti yang memberatkannya, namun video itu sendiri yang memberatkannya,” bantah pengacara Blake Lively, seperti dilansir Selasa (21/1) The Hollywood Reporter.
“Setiap adegan dalam rekaman yang dirilis menguatkan esensinya, seperti yang dijelaskan Lively di paragraf 48 keluhannya.”
Mereka kemudian menyoroti Baldoni yang berulang kali mencondongkan tubuh ke arah Lively dan mengatakan bahwa dia “mencoba menciumnya, mencium keningnya, mengusap wajah dan mulutnya di leher Lively”.
Adegan lain yang disorot adalah saat Baldoni menyentuh bibir Lively dengan jarinya, menciumnya dan mengatakan bahwa wanginya harum.
“Semuanya diperbaiki oleh Baldoni tanpa diskusi atau kesepakatan terlebih dahulu dan tidak ada koordinator rahasia,” kata mereka.
Mereka juga mencatat bahwa Baldoni adalah orang yang berkuasa. Dia bukan hanya lawan main Blake Lively, tetapi juga seorang sutradara film, serta kepala perusahaan produksi Wayfarer dan pemilik Lively.
“Video tersebut menunjukkan obrolan langsung dan berulang kali meminta para karakter untuk berbicara. Wanita mana pun yang pernah disentuh secara tidak pantas di tempat kerja akan menyadari kesusahan yang dialami Lively,” kata pengacara tersebut.
Pengacaranya mengatakan: “Mereka akan menerima upaya Lively untuk mencegah sentuhan yang tidak diinginkan. Tidak ada perempuan yang harus mengambil tindakan defensif untuk menghindari disentuh oleh atasannya tanpa persetujuan mereka.”
Tak hanya itu, perwakilan Lively menilai merilis video tersebut ke media saat syuting, bukan di pengadilan, merupakan langkah Justin Baldoni untuk memanipulasi opini publik.
“Masalah ini sedang menunggu keputusan di pengadilan federal. Disebarkannya video ini ke media, alih-alih menyajikan bukti di pengadilan, adalah contoh upaya tidak etis untuk memanipulasi publik.”
“Ini juga merupakan kelanjutan dari kampanye penganiayaan dan balas dendam mereka.”
Pernyataan itu menanggapi klaim Justin Baldoni bahwa tidak ada pelecehan terhadap Blake Lively. Dalam adegan tersebut terlihat kedua karakter tersebut sedang jatuh cinta dan ingin lebih dekat satu sama lain.
Tim hukum Baldoni mengatakan: “Kedua aktor jelas berperilaku di tempat kejadian dan dengan sikap hormat dan profesional yang sama. Di bawah ini adalah tiga cuplikan cuplikan untuk adegan ini.”
Pemeran drama It Ends With Us (2024) ini muncul dari rumor konflik yang terjadi selama produksi.
Konflik terlihat pada masa promosi yang didominasi oleh Blake Lively, sedangkan Justin Baldoni jarang terlihat sebagai aktor dan sutradara.
Situasi ini dibarengi dengan banyaknya rumor mengenai karakter Black Lily. Baru setelah film tersebut dirilis, Blake Lively mengajukan keluhan pra-sidang, mengutip pengalamannya dilecehkan oleh Justin Baldoni di lokasi syuting.
Keluhan tersebut, pertama kali dilaporkan oleh The New York Times, juga mengatakan Baldoni menciptakan lingkungan kerja yang beracun bagi beberapa anggota kru lainnya. Keluhan ini rupanya juga didengar oleh pemain lain dan berujung pada dikeluarkannya Baldoni dari organisasinya.
Justin Baldoni juga menggugat Blake Lively bersama Ryan Reynolds, dengan tuduhan gugatan perdata, pencemaran nama baik, dan pelanggaran privasi. Baldoni juga meminta ganti rugi sebesar $400 juta.
(chri/chri)