Jakarta, CNN Indonesia —
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah memeriksa sejumlah saksi terkait dugaan suap dan penghalangan keadilan yang dilakukan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Cristianto.
Salah satu penyidiknya adalah Arif Budiman, Ketua KPU periode 2017 hingga 2022. Arif mengaku sempat membawa beberapa dokumen untuk ditunjukkan saat pemeriksaan.
Namun ia tak mau berkomentar apa-apa lagi mengenai isi surat yang dibawanya. Termasuk materi tes yang akan dipelajari penyidik terhadapnya.
“Saya belum tahu (materinya). Itu bukan tes. Tidak ada (memberikan bukti), hanya catatan,” kata Arif di Gedung Merah Putih, Jakarta Selatan, Rabu (15/1).
Selain itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga memeriksa Plt Direktur Jenderal Imigrasi Safar Muhammed Godam. Kepada awak media, Saffer mengaku akan diperiksa penyidik terkait detail penyeberangan Harun Masiku yang kabur lima tahun lalu.
Katanya, terkait meninggalnya Harun Masiku sebagai saksi.
Akhirnya Saiful memanggil kader KPK dan mantan calon anggota parlemen Saiful Bahri sebagai saksi.
Namun Saiful memilih bungkam dan tak menanggapi pertanyaan media soal materi ujian dan alasan ketidakhadirannya.
“Terima kasih, nanti,” katanya.
Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Cristiato dan pengacara PDIP Donny Tree Isticoma menetapkan KPK sebagai tersangka pada akhir tahun lalu.
Keduanya diduga melakukan tindak pidana penyuapan kepada Wahui untuk memutuskan pengganti sementara anggota DRC RI Harun Masiku (yang melarikan diri) untuk periode 2019-2024.
Hasto juga didakwa menghalangi keadilan. Hasto dikabarkan membocorkan Operasi Penangkapan (OTT) pada awal tahun 2020 yang menyasar Harun.
Dia langsung kabur setelah meminta Haroon membasahi ponselnya. Hasto memerintahkan anak buahnya, Kusnadi, untuk mematikan ponselnya agar KPK tidak menemukannya.
Tak hanya itu, Hasto disebut-sebut mengumpulkan beberapa saksi yang terlibat dalam kasus tersebut sehingga belum bisa memberikan keterangan sebenarnya. (tfq/tidak)