Surabaya, CNN Indonesia –
Nahdlatul Ulama (NU) Focus Group Discussion (FGD) Kongres Luar Biasa (MLB) sebelumnya yang digelar di Surabaya pada Selasa (17/12) memutuskan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Stakov diduga melanggar sejumlah Undang-Undang Dasar dan Peraturan (AD/ART) .
MLB NU menjadi tuan rumah Konferensi Darurat dan Presidensi Penyelamatan Organisasi NU (PO & MLB NU). Terdiri dari banyak tokoh NU dan mantan sekretaris PBNU.
Panitia merahasiakan lokasi kelompok fokus, dan juga merahasiakan identitas direktur cabang dan regional yang berpartisipasi dalam kelompok fokus. fun-eastern.com belum bisa memastikan status pengurus PWNU dan PCNU yang hadir pada rombongan FGD Pra Muktamar NU.
PO & MLB NU, Departemen Hukum dan Advokasi Jakfar Siddiq mengatakan, mereka membahas pelanggaran AD/ART yang dilakukan Gus Yahya dalam focus group yang dihadiri 100 orang secara beragam.
“Iya Gus Yahya yang melanggar. Kami sudah melakukan evaluasi selama kepemimpinan PBNU tiga tahun terakhir, dan ada beberapa poin yang kami catat dalam focus group pra MLB, dan ada beberapa poin kesalahan yang kami anggap perlu. merupakan pelanggaran terhadap AD/ART”.
Dia mengatakan, pelanggaran pertama terjadi saat Gus Yahya memimpin Partai Persatuan Nasional yang menjauhkan diri dari masyarakat Ennahdha.
“Kesalahan besar yang pertama adalah mendorong organisasi ini melakukan hal-hal yang merenggutnya dari penduduk lokal Al-Nahdalin,” katanya.
Apalagi, kata Jakafer, pihaknya juga melihat Gus Yahaya tidak mampu menyelesaikan permasalahan internalnya dan membiarkannya berlarut-larut.
Ia berkata, “Kedua, tugas Persatuan Nasional Pembangunan Persatuan Nasional adalah menjaga persatuan secara internal dan eksternal. Namun kenyataannya, masalah internal tidak ditangani. Masalah tersebut tidak ditangani saat ini.”
Padahal, menurutnya, ada cengkeraman kuat di tubuh NU. Bagaimana organisasi pemersatu bangsa dan negara? Namun ironisnya, Gus Yahya tak mampu menyelesaikan permasalahan internalnya.
“Kekuatan kita menyelesaikan varians itu lewat pendekatan musyawarah dan mufakat, tapi ini sudah lebih dari itu. Dalam konteks ini saja sudah melanggar UU AD/ART,” ujarnya.
Permasalahan internal tersebut antara lain pemecatan sepihak terhadap sejumlah Ketua PWNU di beberapa daerah. Belum lagi Konferensi Daerah (konferwil) PWNU yang tak jadi pertimbangan.
“Ada PWNU Papua yang resmi dipilih dalam musyawarah daerah tapi tidak [ditunjuk] melalui keputusan. Ada PWNU Bangka Belitung (Bapua) yang tiba-tiba digantikan pengurus, Kalimantan dan Riau, dan ada beberapa pengurus yang tiba-tiba digantikan oleh pengurus. diberhentikan oleh Yang Esa tanpa variasi apa pun, tanpa legitimasi prosedurnya.”
“Dalam AD/ART harus keluar SK kalau prosesnya sudah benar, harus keluar SK, harus diserahkan beberapa hari, dan beberapa bulan harus segera diserahkan SK, artinya termasuk Ia menambahkan, pihak yang hendak menyelenggarakan konferensi regional dilarang melaksanakannya.
Dengan rangkaian permasalahan tersebut, kata dia, berarti keadaan MLB tidak berasal dari permasalahan di bawah ini. Tapi ini diciptakan oleh PBNU sendiri. Mereka pun mendorong agar Gus Yahya diganti.
“MLB mengharuskan Ketua PBNU dan Ketua Aam melanggar ADART. Jelas dalam Pasal 74 ART terkait MLB mengacu pada pengurus atau pimpinan PBNU, dalam hal ini Ketua Pengurus dan Ketua Umum PBNU. Aam harus diganti,” ujarnya. .
Presiden PBNU Ahmad Fakhar Rozi menilai tudingan Gus Yahya soal pelanggaran AD/ART yang dilakukan partai penguasa NU jelang MLB terlalu kabur.
“Sangat membingungkan aturan apa yang dilanggar dan materi apa? Sudah waktunya pemerintah menyampaikan LPJ pada konferensi berikutnya,” kata Jos Fahror. MLB harus mematuhi AD/ART.”
(individu/kami)