Jakarta, CNN Indonesia —
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memperingatkan bahwa negaranya tidak akan dapat melanjutkan perjanjian gencatan senjata dan penahanan yang dimulai pada Minggu (19/1) kecuali daftar mereka yang ditahan dirilis oleh Hamas.
“Kami tidak dapat melanjutkan kerangka perjanjian sampai kami memiliki daftar sandera yang akan dibebaskan sesuai perjanjian,” kata Netanyahu pada Sabtu (18/1), dilansir CNN.
“Israel tidak tertarik melanggar perjanjian. Hamas bertanggung jawab penuh,” ujarnya.
Juru bicara Netanyahu menjelaskan, Israel akan menerima daftar 33 sandera Hamas dan membebaskan mereka pada gencatan senjata tahap pertama pada hari Sabtu pukul 16.00 waktu setempat.
Netanyahu mengatakan Israel berhak melanjutkan perang tanpa perjanjian gencatan senjata dengan Hamas. Dia mengatakan Presiden AS Joe Biden dan penggantinya Donald Trump setuju untuk mendukung Israel kembali berperang jika Hamas tidak menerima kesepakatan tersebut.
“Jika kami ingin kembali berperang, kami akan melakukannya dengan cara baru dan kami akan melakukannya dengan kekuatan besar,” kata Netanyahu.
Israel dan Hamas pada Rabu (15/1) sepakat untuk menghentikan pertempuran dan membebaskan tahanan. Gencatan senjata tiga fase, yang pertama akan berlangsung selama 42 hari, akan mencakup pembebasan tahanan Hamas dan tahanan Palestina di Israel, Israel akan menghentikan serangan dan bantuan kemanusiaan akan masuk ke Gaza.
Tahap kedua, tahanan yang selamat dibebaskan, kemudian ratusan tahanan Palestina dibebaskan di Israel. Israel juga akan menarik seluruh pasukannya dari Gaza saat ini.
Fase ketiga melibatkan pemulangan jenazah dan jenazah para tahanan dan inisiasi rencana rekonstruksi Gaza.
(beberapa/beberapa)