Jakarta, CNN Indonesia –
Penjahat dunia maya terus semakin merasuki masyarakat digital. Periksa metodenya.
Penjahat dunia maya menggunakan sejumlah metode pemberantasan kejahatan untuk menipu korbannya. Mereka biasanya menggunakan WhatsApp untuk mengirim pesan menggunakan file APK yang dikirimkan secara acak ke nomor ponsel orang lain.
Tujuan penjahat dunia maya tentu saja untuk meyakinkan korban agar mengklik “pengetahuan” dan mengunduh file yang menginstal aplikasi berbahaya di ponsel mereka.
Ini adalah metode peretasan yang lebih dikenal dengan sebutan phishing, yang mirip dengan kejahatan pengiriman tautan melalui email.
Modus curang online tingkat lanjut menurut berbagai sumber adalah: 1. Modus petugas pajak
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan menggagalkan upaya penipuan yang mengatasnamakan dirinya dengan program baru.
Direktur Konsultasi, Pelayanan, dan Humas Kementerian Keuangan Dwi Astuti menjelaskan, cara tersebut dilakukan penipu dengan menyamar sebagai pegawai DJP.
Mereka kemudian berkomunikasi dengan wajib pajak dengan mengirimkan pesan melalui email atau aplikasi perpesanan lainnya. Pelaku kemudian akan meminta wajib pajak untuk melunasi jumlah terutang melalui penipu dengan mengirimkan sejumlah uang tertentu.
Dwi meminta masyarakat tidak tertipu dengan cara tersebut. 2. Modus data TPS
Pelaku kejahatan juga memanfaatkan pemilukada paralel tahun 2024 untuk menyerang korbannya. Salah satu penipuan online yang kembali marak di awal tahun 2024 adalah metode yang mengatasnamakan PPS pada pemilu 2024.
Cara ini mirip dengan cheat yang populer beberapa waktu lalu yang melibatkan pengiriman undangan ke file apk.
“Hati-hati Modifikasi Cheat APK Saat Pilkada PPS! Mod kejahatan pesan teks APK kembali lumrah di kalangan masyarakat dan media sosial,” tulis BareScream Polri di Instagram melalui akun @ccicpolri.
3. Modus kurir
Cara penipuan kurir ini sudah lama digunakan sejak tahun 2022 dan masih mewabah di tahun ini.
Kasus tersebut terungkap melalui postingan Instagram akun @evan_neri.tftt yang memperlihatkan tangkapan layar chat Telegram dengan penipu yang menyamar sebagai kurir J&T Express.
Dalam chat tersebut, penipu mengirimkan lampiran kepada korban dengan nama file “Lihat Gambar Paket”, namun dalam bentuk file apk.
Korban non-pengamat mengklik file tersebut dan mendownloadnya. Saldo mobile banking-nya juga kosong. Dia menjelaskan, korban tidak pernah meluncurkan atau membuka aplikasi apa pun atau memasukkan user ID atau kata sandinya di situs lain mana pun.
Dalam akun Instagram-nya, J&T Express selaku penyedia jasa kurir yang disebutkan dalam kasus penipuan tersebut mengatakan pihaknya tidak pernah meminta pelanggan mengunduh aplikasi tersebut melalui chat. 4. Mode undangan pernikahan
Akun Twitter @txtfrombrand membagikan tangkapan layar percakapan antara penipu dan calon korban.
Dalam postingannya, penipu mengirimkan file apk atau aplikasi bertajuk “Undangan Pernikahan Digital” berukuran 6,6 MB. “Kami menantikan dia.”
“Setelah konfirmasi penerimaan, terjadi penipuan berkedok undangan pernikahan,” tulis @txtfrombrand di Twitter.
Selalu saja penipu mengajak calon korban untuk membuka file apk yang diunggah, dengan dalih korban memeriksa apakah konten file tersebut benar-benar ditujukan kepada korban.
Lanjutkan di halaman berikutnya…