Jakarta, CNN Indonesia –
Kepala DD Badan Pangan Nasional (NFA) Dwan Habya mengatakan, anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan Program Gizi Gratis (MBG) yang akan digunakan pada Februari, tidak perlu menggunakan mekanisme kompensasi.
“Kami upayakan di bulan Februari untuk menebusnya, tapi uang masyarakat ada di rekening mitra,” ujarnya saat berbicara di acara Pira Rapinas di Jakarta, Sabtu.
Dondon mengatakan anggaran Badan Pangan Nasional dibuka hingga ditutup pada 6 Januari 2025, sedangkan program MBG dimulai pada tanggal Gsama.
Oleh karena itu, pada dua minggu pertama pelaksanaan program MBG, pemasok pangan harus mengeluarkan dana pribadi terlebih dahulu sebelum menerima kompensasi dari Pemerintah.
“Dan proses kompensasinya sudah kami jalankan,” kata Dean.
Tambahan anggaran mulai RP100 t
Dadang sempat menyinggung adanya tambahan anggaran sebesar satu miliar untuk program MBG, hal ini dipicu oleh keinginan Presiden Indonesia yang bertujuan memberikan manfaat bagi target 82,9 juta jiwa.
Target tersebut semula dijadwalkan tercapai pada akhir tahun 2025, namun Paaboo meminta ditunda hingga September 2020.
“Karena Presiden ingin mempercepat, makanya minta biaya tambahan. Presiden akan meminta kami 82,9 juta.
Sehingga, dibantah bukan LV yang meminta tambahan anggaran, melainkan Prabowo. Selain anggaran Rp 100 miliar, menurutnya itu merupakan konsekuensi yang terburu-buru dari pihak Paaboro.
Jadi bukan pembatalan, tapi penambahan ya, ujarnya.
Selain penambahan anggaran, sebelumnya ia mengatakan salah satu strategi Presiden dalam rapat Lapas di Jakarta, Jumat (17/1), adalah meminta agar kementerian dan lintas lembaga dimintai keterangan lebih keras. .
“Pak Presiden ingin program ini benar-benar bersifat industri dan kemudian bersinergi,” kata Dakan.
Setelah 10 hari beroperasi, program MBG di Indonesia kini telah beroperasi di Indonesia dengan total 238 Unit Pelaksana Pelayanan Pangan (SPPG) untuk memenuhi kebutuhan pangan MBG.
Pada periode pertama yakni Januari-April 2025, penerima manfaat program MBG berjumlah 3 juta orang, kemudian pada tahap berikutnya menargetkan 6 juta penerima manfaat.
(Antonio / laki-laki)