Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan bahwa partainya masih atas jawaban dari Menteri Keuangan Sri Mulyani sehubungan dengan surat aplikasi untuk relaksasi wajib dari penciptaan nilai (PPN) dengan distribusi minyak oleh negara yang menunggu -of -Kompanye Perusahaan (BUMM).
“Ya, kami masih menunggu Kementerian Keuangan. Kami menyiarkan surat itu,” kata Budi dalam konferensi pers dalam kandidat ritel, Rabu (1/22).
Budi telah mentransfer tujuan relaksasi wajib koleksi sedemikian rupa sehingga distribusi minyak dengan mengunjungi makanan seperti bulog atau makanan ID di daerah itu halus.
“Hanya kemarin dengan kewajiban untuk mengumpulkan, itu entah bagaimana terhambat oleh proses Food Soe,” tambahnya.
Budi mengatakan bahwa surat pencalonan saat ini dievaluasi oleh Kementerian Keuangan, dengan diskusi di Badan Kebijakan Pajak (BKF). Sejauh ini, bagaimanapun, belum ada keputusan akhir.
“Saya tidak menemukannya lagi, tetapi informasi yang dipenuhi di BKF, kan?
Harapan bahwa keputusan relaksasi harus dikeluarkan sesegera mungkin.
Kewajiban untuk mengumpulkan tangki mensyaratkan bahwa beberapa bagian, serta BUMN dari Food Soe, mengumpulkan dari pembeli dalam rantai distribusi produk, termasuk minyak, PPN.
Pedoman ini bertujuan untuk menjamin kesesuaian pajak, tetapi dalam praktiknya itu sebenarnya berkontribusi pada beban administratif untuk SIE yang mendistribusikan produk ke daerah.
Proses mendistribusikan minyak dengan bulog dan makanan ID yang bertujuan untuk mempertahankan ketersediaan minyak dapur dengan harga yang terjangkau di daerah terpencil sering terhalang oleh mekanisme wajib koleksi ini.
Relaksasi PPN harus membuat distribusi lebih mudah, terutama di daerah yang sangat dibutuhkan.
Untuk pembelian minyak dapur dapur orang -orang, dituduh menjadi rasa bersalah karena harga di pasaran. Minyak ini dijual 17.000 rp19.000 rp, meskipun harga eceran tertinggi (HET) hanya 15.700 rp per liter.
Food Soe berfungsi sebagai pajak atas pajak produsen minyak. Pemerintah tunduk pada pemerintah dengan ritme 11 persen.
Namun, harga minyak di pasaran gila. Karena itu, Kementerian Perdagangan tidak menyatakan masalah PPN dari aturan wajib Kementerian Keuangan untuk mengumpulkan pelakunya dari Hadiah.
“Rupanya saya pikir salah satu tantangan dari Food Soe karena cukup sulit untuk mendistribusikan minyak ini dalam koordinasi pertemuan di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Senin (13 Januari 2013).
Kementerian Perdagangan yakin bahwa relaksasi harus efektif. Bahkan jika Iqbal tidak mengungkapkan data yang tepat tentang berapa banyak kontribusi yang diperlukan untuk mengumpulkan PPN dalam publikasi populasi menu pria.
(Dari/agt)