Jakarta, CNN Indonesia –
Mahkamah Agung (MA) telah membentuk sebuah tim untuk menyelidiki seorang hakim yang dikatakan terlibat dalam penunjukan tiga hakim Pengadilan Distrik Surabaya yang memberikan penilaian independen terhadap Gregory Ronald Tannur.
Juru bicara Mahkamah Agung Yanto mengatakan tim mendeteksi ketua atau wakil ketua Pengadilan Distrik Surabaya untuk periode tersebut pada Oktober 2023.
“Ini adalah pemimpin Mahkamah Agung untuk bentuk tim karena orang yang bersangkutan bukanlah hakim Mahkamah Agung, sehingga tim tidak datang dari Mahkamah Agung. Yanto mengatakan kepada wartawan pada hari Senin (11/18).
Yanto menjelaskan bahwa dalam peraturan untuk penunjukan hakim yang akan dilakukan oleh Ketua dan Wakil Ketua sebagai delegasi.
“Jika itu adalah mantan perwira, ya, ya, antara ketua dan perwakilannya, maka saya tidak tahu apa yang ketua atau delegasi kepada perwakilannya.
Sebelumnya, kantor jaksa agung telah menunjuk mantan kepala Balitbang yang menentukan Kumdil Ma Zarof Ricar dan pengacara Lisa Rahmat untuk mencurigai korupsi yang buruk dan kepuasan penilaian dalam putusan Ronald Tannur di Mahkamah Agung.
Keduanya dianggap telah melakukan korupsi jahat sehingga keputusan kasar juga mengeluarkan Ronald Tannur. Dalam kesepakatannya, Lisa menjanjikan biaya berurusan dengan RP1 miliar kasus untuk Zarof.
Pada saat yang sama, 5 miliar rp dari biaya makan untuk tiga hakim yang bertanggung jawab atas kasus Ronald Tannur juga diserahkan dari Lisa ke Zarof. Tetapi uang itu belum dikirimkan dan masih di rumah Zarof.
Berkenaan dengan kasus Ronald Tannur, Kantor Kejaksaan Agung sedang menyelidiki komitmen Mirizka Widjaja sebagai seorang ibu dalam rencana untuk menjadi penilaian kotor.
Kepala Pusat Informasi untuk Kantor Kejaksaan Agung Harli Siregar mengatakan bahwa mereka telah dilakukan ketika Meirizka memberikan Rp3,5 miliar dengan Lisa Rahmat sebagai pengacara Ronald Tannur untuk hakim Pengadilan Distrik Surabaya (PN). (Dis/isn)