Jakarta, CNN Indonesia –
Pusat Reformasi Ekonomi (Dasar) Indonesia mengusulkan agar pemerintah menghapus sistem distribusi pupuk.
Core DWI Andreas Santosa mengatakan bahwa produktivitas beras Indonesia adalah Asia Tenggara (ASEAN). Namun, sekarang sebelum Vietnam.
“Mengubah pupuk dan berbagai bantuan yang tidak efektif dan curang,” Andreas (1/21) mendorong potensi industri ekonomi 2025 di kantor Indonesia, Jakarta Selatan.
“Menjadi batch langsung (bantuan langsung dalam bentuk tunai) bagi petani. Oleh karena itu, tidak ada pupuk yang didukung dan tidak perlu,” katanya.
Di sisi lain, orang yang juga bekerja sebagai profesor dan kepala Pusat Bioteknologi IPB telah menekankan tujuan kepercayaan diri. Andreas mencurigai bahwa mimpi dapat dicapai oleh Presiden Prabu di era Subianto.
Dia membandingkan ukuran 12 komoditas utama, yang masih 8 juta ton pada tahun 2008. Namun, total peningkatan menjadi 29,9 juta ton dari 2023-2024. umum.
“Pertanyaan besar tentang cara mencapai kepercayaan diri? Bagaimana kita mencegah (mengimpor) 30 juta ton?
Bahkan jika ini masalahnya, Andreas menghentikan barang -barang padi. Dia menekankan bahwa Indonesia memiliki kesempatan untuk mencapai kepercayaan diri.
Dia mengatakan bahwa stok beras pada awal 2024 adalah 4,1 juta ton. Sementara itu, stok primer diharapkan menyentuh 7,5 juta ton awal tahun ini, karena ada setumpuk impor beras dalam beberapa tahun terakhir.
Andreas berkata: “Lalu jawabannya mencapai 24,3 persen dalam tingkat penggunaan. Sangat aman (aman 20 persen),” kata Andreas.
“Lalu apa pengaruhnya terhadap Sedulur Tani? Sekarang, jaringan petani kami telah dilaporkan. Untuk saat ini, harga pil belum dipanen di banyak tempat karena stok sebesar itu,” dan menyimpulkan.
(SKT/SFR)