Jakarta, CNN Indonesia –
Mantan wakil presiden KPK Indonesia Laode M. Syarif mengklaim bahwa dia telah mendengar berita tentang dugaan pembelian dan penjualan tahanan dalam kasus korupsi.
“Dan tersedia untuk dibeli, ini adalah remisi. Saya ingin mendapatkan remisi selama 10 hari, 1 bulan, 6 bulan. Mendengar itu terjadi,” kata Laode Gus Dur Griya di Aula Jakarta pada hari Selasa (1/28 ).
Laode menyatakan bahwa hukuman korupsi Indonesia sangat sulit. Namun, karena seringnya remisi, itu menjadi jelas.
Laode juga menyesali kursus ini. Tapi dia tidak menentukan lebih detail pembelian dan penjualan remisi.
“Sebelumnya, sebelum keputusan pemerintah berubah, tidak ada remisi untuk korupsi pada waktu itu. Sekarang ada lima tahun lima tahun, saat ini 2,5 tahun gratis,” katanya.
Laode juga membandingkannya dengan pelatihan asing. Dia berharap bahwa aturan untuk remisi korupsi dapat dihapus lagi.
Sekarang aturan yang mengatur pemberian remisi terkandung dalam Pasal 10 Undang -Undang 2022.
“Jika Anda memberikan setidaknya 2/3 penalti di luar negeri, Anda hanya dapat membahas apakah akan berperilaku baik atau tidak. Idul Fitri, Kotak Natal, Hari Kemerdekaan,” katanya.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah dengan mudah memberikan pengampunan kepada tahanan korupsi.
Sebanyak 635 tahanan ditangkap di Kemenkumham, yang menerima pemberhentian umum Republik Jenderal Republik Indonesia pada tahun 2021 dan 2022. Dari jumlah ini, delapan tahanan korupsi segera bebas.
Data jam korupsi Indonesia (ICW) tahun 2019 dicatat 338 tahanan korupsi pada peringatan Republik Indonesia.
Pada bulan September 2022, 23 Kementerian Korupsi dan Hak Asasi Manusia mengeluarkan ekonomi.
Penerima kandidat termasuk mantan Gubernur Banten Ratu Att Chosiyah dan adik laki -lakinya Tubagus Chaeri Wardana Alias Wawan.
Kemudian mantan gubernur Jamb Zumi Zola, mantan hakim konstitusional Patrialis Akbar, mantan menteri agama Surlyadarma Ali dan mantan jaksa penuntut Pinangi Sanda Malasari. (MNF/FRA)